Kanal24, Malang – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menunjukkan kecenderungan penguatan pada perdagangan hari ini, Senin (12/2/2024), sehubungan dengan mendekatnya periode Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang dijadwalkan pada 14 Februari 2024. Rupiah membuka perdagangan dengan kenaikan 18,5 poin atau 0,12%, mencapai Rp15.616,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS mengalami koreksi 0,11% ke level 104,001.
Dilansir dari Bisnis.com, Ibrahim Assuaibi, Direktur Laba Forexindo Berjangka, menyatakan bahwa meskipun rupiah diperkirakan akan mengalami fluktuasi, namun ada potensi penguatan hingga ditutup di kisaran Rp15.600 – Rp15.670 per dolar AS. Pada Rabu (7/2/2024), rupiah sudah menunjukkan kekuatan dengan kenaikan sebesar 0,60% atau 95 poin, mencapai Rp15.635 per dolar AS. Di sisi lain, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau melemah 0,16% ke posisi 104,04 pada hari ini.
Assuaibi menjelaskan bahwa perkembangan perekonomian AS yang sesuai dengan ekspektasi berpotensi membuka kesempatan bagi penurunan suku bunga The Fed. Para pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan pemotongan suku bunga The Fed sebesar 19,5% pada bulan Maret 2024, dibandingkan dengan 68,1% pada awal tahun.
“Mereka juga memperkirakan pemotongan sekitar 117 basis poin pada akhir tahun 2024, dibandingkan dengan antisipasi sekitar 150 bps pada awal Januari,” ujarnya.
Lebih lanjut, Assuaibi menyatakan bahwa kekhawatiran pasar terhadap kesehatan ekonomi China masih tetap ada. Meskipun otoritas China telah mengumumkan beberapa langkah untuk mendukung pasar saham lokal, namun upaya tersebut belum banyak memberikan dampak pada pemulihan ekonomi negara tersebut. “Data inflasi China untuk bulan Januari akan dirilis pada hari Kamis (8/2/2024). Data tersebut muncul sebelum libur Tahun Baru Imlek selama seminggu,” tambahnya.
Dalam konteks domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 berakhir di angka 5,05%, yang sedikit di bawah proyeksi pemerintah sebesar 5,31%. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 2,55% dari total pertumbuhan ekonomi. Konsumsi rumah tangga, meskipun mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya, diharapkan akan meningkat menjelang momen Pemilu 2024.(din)