KANAL24, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus merosot akibat kecemasan dan kepanikan terhadap wabah virus corona. Namun dalam kondisi seperti ini, investor disarankan tetap melirik saham emiten industri perbankan.
Tim Riset Kresna Sekuritas, terdiri dari Robertus Hardy, Isabela dan Eriza Putri, melalui rilis media , Senin (23/3/2020) mengakui virus corona tetap berdampak pada industri perbankan. Sejumlah bank pasti akan melakukan penyesuaian dalam penyaluran kredit, termasuk menurunkan target pertumbuhan kredit. Perbankan juga akan menyesuaikan aspek penilaian kualitas kredit.
“Perbankan juga akan mengalokasikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai ( CKPN ) yang lebih tinggi,” kata Robertus, Senin (23/3/2020).
Kresna Sekuritas melihat juga ada aksi jual terhadap saham – saham emiten perbankan. Sebagian investor cemas akan meningkatnya risiko kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang meningkat.
“Namun kami berpendapat bank-bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk masih memiliki peluang yang menarik,” ujar Robertus.
Intinya meskipun proyeksi pertumbuhan kredit dan laba per saham (EPS) sudah diturunkan, Kresna Sekuritas melihat valuasi sekarang ini masih menarik bagi investor untuk berinvestasi di sektor perbankan Indonesia. “Sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukan pembelian bertahap,” tegas Robertus.
Kresna Sekuritas mengakui beberapa pakar ekonomi meyakini dampak ekonomi dari krisis virus corona ini bisa cukup panjang. Bisa lebih dari setahun ke depan. Namun Kresna Sekuritas berpendapat bagi investor yang perlu membuat keputusan investasi saat ini, saham bank – bank besar di Indonesia berada di daftar teratas.
“Ini mengingat kemampuan mereka yang terbukti mampu bangkit lagi dengan lebih tinggi. Sebagaimana ditunjukkan dengan kinerja setelah krisis yang pernah terjadi sebelumnya,” tutup Robertus.
Berikut rekomendasi Kresna Sekuritas bagi investor saham:
1.Beli BBRI Taerget Ptice 3510 * (potensi naik 25%), menyiratkan 5,0% dari potensi hasil dividen 2021F.
2.Beli BMRI Target Price 5650 * (potensi kenaikan 27%), menyiratkan 6,5% dari potensi hasil dividen 2021F.
3.Beli BBNI Target Price 4310 * (potensi naik 18%), menyiratkan 5,0% dari potensi hasil dividen 2021F.
4.Beli BBCA Target Price 28050 * (18% potensi naik), menyiratkan 1,5% dari potensi hasil dividen 2021F. (sdk)