KANAL24, Malang – Dalam beberapa tahun ke belakang, muncul adanya bank digital yang terus mengalami perkembangan hingga saat ini. Faktor berkembangnya datang dari prosesnya yang dinilai praktis dan cepat dibandingkan dengan bank konvensional. Selain itu bank digital digadang-gadang sebagai salah satu bentuk baru dari perbankan nasional karena telah berafiliasi dengan bank-bank konvensional.
Pengamat pasar modal UB yang juga Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya, Noval Adib, SE., M.Si., Ak. memberikan tanggapan mengenai hal ini.
“Bank digital sebagaimana umumnya bank-bank nasional lainnya. Perbedaanya dari sisi pendekaan yang menggunakan teknologi informasi dan digital, serta mengurangi interaksi langsung (antara nasabah dan admin bank) sebagaimana dilakukan bank konvensional.” ujarnya.
Menurut Noval, secara jangka panjang kedepannya prospek bank konvensional masih akan memimpin perbankan nasional, sebab bank konvensional lebih dahulu dan berpengalaman mengenai menarik kepercayaan dari masyarakat. Disamping itu, bank konvesional memiliki ruang gerak yang lebih leluasa dibandingkan bank digital.
“Bank digital secara pendekatan tentunya dengan teknologi dan digital. Kalau bank konvensional selain secara konvensional mereka juga dapat mengembangkan di digital juga. Selain itu bank konvensional masih memegang kepercayaan dari masyarakat yang mana tidak bisa dibangun secara singkat. Pastinya kepercayaan tersebut juga akan mereka jaga.” ujar Noval.
Melihat dari sisi kinerja emiten, Noval menilai pergerakan bank digital di bursa saham melandai pada beberapa bulan terakhir. “Secara teknikal bank-bank digital seperti Bank Jago, Alo Bank, BBYB, Bank Amar, dan juga Bank Dinar saya melihat masih sideways, bahkan cenderung menurun.” ujar Noval
Hal ini disebabkan cukup beratnya masuk di bisnis perbankan, karena bersaing dengan bank-bank konvensional besar yang memiliki reputasi. Di samping itu kebiasaan masyarakat yang sudah terbiasa untuk bertransaksi dengan bank konvensional, sehingga untuk mengubah kebiasaan ini perlu usaha yang besar.
Diantara beberapa emiten bank digital di bursa saham, Adib Novel merekomendasikan Bank Jago dengan kode ARTO untuk dikoleksi. “Menurut saya yang paling menarik, dan juga akhir ini diperbincangkan ya Bank Jago atau ARTO. Selain itu BBYB juga mulai banyak diperbincangkan. Lain itu masih kecil-kecil. Tapi untuk jangka pendek ini belum bisa menjanjikan cuan yang lumayan” pungkas Noval (ina).