Oleh : Akhmad Muwafik Saleh
Ramadhan adalah bulan istimewa. Karena pada bulan Ramadhan Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan banyak Nafahat, hembusan Rahmat, bonus yang sangat banyak seketika (jawa : sablengan) selama bulan Ramadan, setiap amalan tindakan atau kebaikan dilipatgandakan pahalanya menjadi selevel sama dengan pahala amalan wajib, sementara amalan wajib dinaikkan pula 70 level amalan wajib di luar bulan Ramadhan. Bahkan tidur pun terhitung bernilai ibadah. Dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikan lain yang Allah berikan selama bulan Ramadhan sebagai bentuk kasih sayang Allah swt yang menunjukkan kemuliaan bulan ramadhan ini.
Dengan berbagai kemurahan Allah atas bulan ini, tidak sedikit orang yang bersikap salah kaprah dalam menjalaninya. Terdapat beberapa tindakan salah kaprah selama ini yang terjadi di tengah-tengah masyarakat muslim Indonesia yang terjadi di bulan Ramadhan, antara lain :
1. Banyak tidur selama Ramadhan.
Satu Salah kaprah yang banyak dilakukan oleh orang berpuasa di bulan Ramadan adalah menghabiskan waktunya banyak tidur di siang hari selama bulan Ramadan. Memang terdapat hadis yang menjelaskan hal demikian
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).
Hadits ini kemudian diperlakukan dengan salah kaprah oleh sebagian orang dengan bermalas-malasan dan banyak menghabiskan waktunya untuk tidur selama berpuasa di bulan ramadhan. Suatu tindakan yang sangat jauh dari produktifitas ibadah.
Tidak sedikit dari sebagian kaum muslimin yang memahami habis tersebut secara tekstual. Sementara ada pesan penting dibalik hadits tersebut, bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kemurahan yang banyak dan melimpahkan rahmat pada bulan Ramadan. Hingga tidur pun dinilai sebagai ibadah. Hal ini tentu haruslah dipahami bahwa tidur akan bernilai ibadah, jika dimaksudkan untuk menjauhkan diri dari maksiat dan mengurangi dosa, seperti khawatir melakukan ghibah dan keburukan lainnya. Sementara pada hadits itu secara jelas Rasulullah menyampaikan bahwa jika seseorang melaksanakan amal ibadah tentu akan jauh lebih baik, karena pahalanya dilipatgandakan oleh Allah. Karena itulah Sayyidina Ali berdoa sebelum tiba bulan Ramadan dengan tiga hal, :
- Ya Allah berikanlah kepadaku kesehatan. dalam tubuh ini (dijauhkan) dari semua penyakit.
- Ya Allah berikanlah kepadaku ke lapangan dari banyak kesibukan.
- Ya Allah berikanlah bagiku cukup dengan sedikitnya tidur.
Sayyidina Ali menyadari bahwa jika tidurnya saja sudah bernilai ibadah, maka tentu melaksanakan amal ibadah jauh memiliki derajat yang lebih tinggi daripada bulan ramadhan hanya diisi dengan memperbanyak tidur.
Bahkan menurut Imam Al Ghazali bahwa salah satu adab dalam menjalankan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada saat siang hari. beliau menjelaskan:
بل من الآداب أن لا يكثر النوم بالنهار حتى يحس بالجوع والعطش ويستشعر ضعف القوي فيصفو عند ذلك قلبه
“Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih” (Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumid Din, juz 1, hal. 246)
2.Tidur setelah sahur atau subuh
Hal yang juga menjadi kebiasaan yang salah kaprah dilakukan oleh sebagian kaum muslimin di bulan Ramadan adalah tidur Setelah sahur atau setelah salat subuh.
Memang, menurut beberapa peneliti percaya bahwa setelah makan, tubuh akan memproduksi lebih banyak serotonin. Ini adalah hormon yang mengatur suasana hati dan siklus tidur. Sehingga temtu setelah makan akan membuat seseorang cepat mengantuk. Alasan lainnya, bahwa setelah makan maka kadar gula darah dalam tubuh meningkat. insulin adalah kunci untuk membuka gula ke aliran darah. Setelah makan, maka gula darah akan naik. Insulin akan masuk ke aliran darah untuk mengeluarkan gula dari darah dan memasukkannya ke dalam sel untuk menghasilkan energi. Jika insulin dalam tubuh tidak cukup, maka seseorang tidak akan menghasilkan energi apapun sehingga mudah lelah dan cepat mengantuk. Demikian penjelasan secara medis.
Namun, inilah makna pentingnya puasa (shiyam) Romadhon yaitu menahan diri dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia dan buruk dan merubahnya menjadi kebiasaan yang baik. Seorang mukmin diajarkan oleh Allah melalui Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam agar mampu merubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik selama bulan Ramadhan itu. Bahkan secara khusus Nabi mendoakan kepada umatnya agar memberikan keberkahan khususnya pada waktu paginya.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah)
Sehingga seseorang yang tidur Setelah sahur ataupun salat subuh, maka tentu dia dijauhkan dari doa keberkahan nabi. Dengan kata lain, seseorang tidak mendapatkan doa keberkahan dari nabi di waktu pagi. Hal demikian bisa berdampak pada berkurangnya keberkahan atas tubuh ataupun rezeki. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata :
وَنَوْمُ الصُّبْحَةِ يَمْنَعُ الرِّزْقَ؛ لِأَنَّ ذَلِكَ وَقْتٌ تَطْلُبُ فِيهِ الْخَلِيقَةُ أَرْزَاقَهَا، وَهُوَ وَقْتُ قِسْمَةِ الْأَرْزَاقِ، فَنَوْمُهُ حِرْمَانٌ إِلَّا لِعَارِضٍ أَوْ ضَرُورَةٍ،
“Tidur setelah subuh mencegah rezeki, karena waktu subuh adalah waktu mahluk bangun mencari rezeki mereka dan waktu dibagikannya rezeki. Tidur setelah subuh suatu hal yang dilarang (makruh) kecuali ada penyebab atau keperluan.”
Bahkan dalam berbagai penelitian, tidur setelah Subuh dapat berdampak negatif pada kesehatan, antara lain : membahayakan kesehatan jantung, kesulitan fokus dan konsentrasi, melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko diabetes dan obesitas, membahayakan kesehatan, mudah lupa, mengakibatkan mood yang mudah berubah, mengganggu kinerja hormon. Dan banyak lagi sisi negatif lainnya.
Untuk itulah pergunakan di waktu subuh atau setelah sahur dengan berzikir kepada Allah, membaca Alquran, berdoa pagi, olahraga dan berbagai produktivitas lainnya. Maka hal itu tentu akan jauh lebih baik dan menjadikan hidup kita semakin berkah.
Semoga di bulan puasa Ramadan selama sebulan ini kita bisa melakukan banyak amal kebaikan agar dapat dijadikan kebiasaan yang positif di 11 bulan setelah Ramadan ini. (ams)
( bersambung pada bagian kedua)
*)Akhmad Muwafik Saleh, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UB, Pengasuh Ponpes Mahasiswa Tanwir al Afkar Malang