Oleh: Adinda Irfayani, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya
Kanal24, Malang – Ketika dunia sepakat untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2015, banyak yang mengira bahwa hal tersebut hanyalah dokumen besar berisi jargon global. Nyatanya, 17 tujuan pembangunan berkelanjutan ini menyentuh hal-hal yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari: kemiskinan, pendidikan, kesetaraan, hingga lingkungan hidup.
SDGs bukan sekadar target pemerintah atau lembaga internasional. Ia merupakan cita-cita bersama agar bumi tetap layak dihuni, bukan hanya untuk kita hari ini, tetapi juga bagi generasi setelah kita. Tujuannya sederhana namun bermakna: no one left behind — tidak ada satu pun yang tertinggal.

Mengapa SDGs Penting untuk Kita?
Kita hidup di era yang serba cepat, ketika perubahan iklim semakin terasa, kesenjangan ekonomi makin lebar, dan banjir informasi sering kali membuat kita kewalahan. SDGs hadir sebagai peta jalan global agar pembangunan tidak hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi juga memperhatikan manusia dan lingkungan.
Misalnya, SDG 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim sering dianggap sebagai urusan negara besar. Padahal, aksi sederhana seperti memilih berjalan kaki ke warung, membawa botol minum sendiri, atau mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, juga merupakan kontribusi nyata untuk bumi. Pembangunan berkelanjutan sesungguhnya dimulai dari perubahan gaya hidup kecil yang bisa dilakukan siapa saja.
Generasi Z dan Kekuatan Media Sosial
Perubahan besar kerap dimulai dari suara kecil — dan kini suara itu banyak datang dari generasi muda. Generasi Z, yang tumbuh di era digital, memiliki peran luar biasa dalam menyebarkan nilai-nilai SDGs melalui media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube.
Mereka menggunakan platform tersebut bukan hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk berbagi gagasan, mengangkat isu sosial, dan menjalankan kampanye lingkungan. Edukasi hadir dalam berbagai bentuk kreatif seperti video pendek, infografis interaktif, hingga tagar seperti #ClimateAction, #MentalHealthAwareness, atau #SaveTheEarth.
Salah satu contoh nyata adalah Jerhemy Owen Wijaya, atau yang dikenal dengan nama pengguna TikTok @jerhemynemoo, yang fokus membuat konten edukatif tentang lingkungan dan energi terbarukan. Melalui platform yang digemari Generasi Z, Owen menunjukkan bagaimana media sosial dapat menjadi ruang efektif untuk menyebarkan semangat SDGs secara kreatif dan relevan dengan zamannya.
Dari Isu Global ke Aksi Lokal
Masalah besar seperti kemiskinan, ketimpangan gender, atau perubahan iklim sering terasa jauh dari kehidupan kita. Padahal, banyak langkah sederhana yang bisa dilakukan di sekitar kita untuk mendukung SDGs.
Mengurangi sampah makanan di rumah berarti turut mendukung SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Menyumbang buku atau mengajar anak-anak di komunitas merupakan wujud nyata dari SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Bahkan, mematikan lampu ketika tidak digunakan adalah kontribusi kecil terhadap SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau.
Intinya, kita tidak perlu menunggu kebijakan besar untuk bergerak. SDGs adalah panggilan bagi setiap individu agar sadar bahwa masa depan bumi ditentukan oleh pilihan-pilihan kecil kita hari ini.
Menjadikan SDGs Bagian dari Gaya Hidup
Untuk berkontribusi pada SDGs, kita tidak perlu menjadi aktivis atau ahli lingkungan. Cukup mulai dari kepedulian dan konsistensi. Setiap orang bisa menjadi bagian dari solusi — mulai dari mahasiswa yang menulis tentang isu sosial, content creator yang mengedukasi lewat video singkat, hingga warga yang menjaga kebersihan lingkungannya.
Pembangunan berkelanjutan sejatinya bukan hanya tentang proyek jangka panjang, tetapi juga tentang perubahan pola pikir. Bahwa kemajuan tidak harus mengorbankan alam, dan kesejahteraan manusia tidak boleh menyingkirkan keadilan sosial.
Lalu, Bisa Mulai dari Mana?
Jawabannya: mulai dari konsistensi.
Sustainable Development Goals adalah cita-cita global yang tak akan hidup tanpa kesadaran lokal. Dunia yang berkelanjutan tidak dibangun dari janji-janji besar, melainkan dari tindakan kecil yang dilakukan jutaan orang setiap hari — seperti mengikuti tren #BringYourTumbler atau #ZeroWasteLifestyle.
Ketika kita mulai peduli pada lingkungan, berbagi pengetahuan, dan berpikir kritis terhadap informasi, sebenarnya kita sedang ikut menjaga masa depan. SDGs bukan sekadar tujuan dunia, melainkan kompas moral agar manusia tetap berpihak pada kehidupan.










