oleh | Akhmad Muwafik Saleh
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pandangan teologi Islam terhadap bencana memberikan arahan penting agar manusia dapat diselamatkan dari suatu berbagai bencana termasuk pandemi covid-19 adalah dengan cara bersedekah. Bersedekah ibarat mengetuk pintu Allah Yang Maha Belas Kasih. Allah adalah penguasa segala kehidupan, berkuasa menurunkan segala bentuk penyakit dan berkuasa pula untuk menyembuhkannya. Karena semua realitas yang ada di langit dan di bumi berada dalam genggaman kuasanya.
Suka bersedekah adalah bentuk implementatif dalam membumikan sifat ketuhanan yang maha belas kasih di tengah kehidupan. Sehingga manakala seseorang dengan suka cita mempraktekkan sifat ketuhananNya dalam kehidupan maka pastilah akan mendapatkan belas kasihnya. Dan bentuk belas kasihNya adalah penjagaan dari murka Allah. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (Riwayat Imam Baihaqi).
Sedekah dapat membentengi seseorang dari bencana yang mungkin akan tertimpa pada diri mereka. Termasuk pula dalam hal ini adalah bencana wabah pandemi covid-19. Ada banyak hadis rasulullah yang menjelaskan tentang korelasi antara bencana dengan sedekah bakwan Sedekat Itu mampu menjauhkan keburukan yang akan menimpa pada diri seseorang sebab Bagaimana mungkin Allah menimpakan keburukan atau bencana sementara mereka adalah orang yang suka membantu serta mengimplementasikan sifat ketuhanan dalam realitas kemanusiaan. Rasulullah bersabda:
الصَّدَقَةُ تَسُدُّ سَبْعِيْنَ بَابًا مِنَ السُّوْءِ
Nabi saw. bersabda, “Shadaqah itu menutup tujuh puluh pintu kejelekan
Sedekah dapat menolak 70 macam bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (Riwayat Imam Thabrani)
“Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana.” (Riwayat Imam Ath-Thabrani)
Pendekatan profetik memanglah suatu yang unik dalam memandang bencana. Mungkin secara rasional tidaklah Dianggap berkorelasi antara bencana atau wabah penyakit dengan kedermawanan atau suka berderma. Namun apabila kita menyadari penuh bahwa yang memiliki kuasa atas bencana adalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan tidak ada satupun peristiwa yang berada di dalam kehendaknNya. Sehingga solusi untuk menghadapi bencana adalah dengan membuat bagaimana agar Sang Penguasa bencana bersedia melembutkan keputusanNya. Sehingga pandangan teologis, demikian memberikan kepasrahan total kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Penulis KH Akhmad Muwafik Saleh Pengasuh Pesma Tanwirul Afkar dan Dosen FISIP UB