oleh | Akhmad Muwafik Saleh
Dalam peristiwa kejadian apapun khususnya yang berhubungan dengan musibah ataupun bencana, akan selalu hadir dua kelompok sudut pandang. Pertama, kelompok yang menganggap bahwa bencana adalah murni suatu proses alam, seperti bencana banjir, tanah longsor, gunung meletus, atau pula wabah belalang dan tikus yang merusak lahan lahan pertanian, atau mungkin pula wabah penyakit. Pada yang terakhir ini, ada pula yang menganggap bahwa wabah penyakit dapat terjadi karena proses alam, seperti pergantian cuaca dan pula hasil dari suatu rekayasa manusia, seperti penyebaran virus dan sebagainya. Kelompok kedua memandang bahwa segala apapun bencana yang terjadi dalam kehidupan manusia semuanya adalah murni karena ketetapan Allah sekalipun di sana ada campur tangan manusia.
Kedua pendekatan ini memiliki perbedaan cara dalam penanganannya. Pendekatan yang pertama penanganan bencana ditangani melalui pendekatan pendekatan rasional. Sehingga penyelesaian-penyelesaian solusinya pun sangatlah rasional seperti berbagai tindakan-tindakan teknis dalam pencegahan maupun tanggap bencana. Sementara pada pendekatan kedua, cara yang dilakukan adalah melalui tindakan tindakan transenden spiritual baik berupa ibadah berdoa dan tindakan spiritual lainnya.
Mungkin kedua pendekatan ini tidaklah sepenuhnya salah, namun perlu pula dipahami bahwa berbagai realitas yang ada di tengah-tengah manusia sejatinya adalah hasil dari tindakan rasional manusia serta persamaan dengan ketetapan takdir Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tidak ada satupun peristiwa apapun yang tidak karena kedua hal ini sebagaimana Allah berfirman :
وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٖ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖ
Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syura, Ayat 30).
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum, Ayat 41)
Berdasarkan informasi Firman Allah ini, dapat kita pahami bahwa setiap peristiwa apapun yang terjadi dalam kehidupan, sebenarnya adalah sebab perbuatan manusia dan ketetapan takdir dari Allah subhanahu wa ta’ala. Dalam sudut pandang yang seperti ini, penanganan yang efektif adalah dengan memadukan dua pendekatan yaitu pendekatan teknis rasional dan pendekatan spiritual. Diyakini bahwa perpaduan dua solusi pendekatan ini mampu menyelesaikan sebuah persoalan secara holistik komprehensif, yaitu terselesainya persoalan-persoalan teknis berupa penanganan tanggap darurat serta solusi psychologis spiritual yang mampu membuat ketenangan kejiwaan pada orang-orang yang sedang menghadapi persoalan bencana tersebut, dengan suatu keyakinan bahwa setiap bencana merupakan cara Allah swt menguji dan mengingatkan terhadap hambaNya agar segera kembali padaNya atas segala dosa dan kesalahan yang dilakukannya selama ini.
Solusi penanganan teknis rasional adalah sudah mafhum yaitu berupa tindakan penanggulangan lapangan secara teknis. Sementara solusi spiritual adalah merujuk pada apa tindakan-tindakan yang berdasarkan pada anjuran aturan dalam kitab suci dan sabda Nabi. Salah satu daripada solusi spiritual ini adalah anjuran untuk bersedekah. Sebagaimana dijelaskan dalam banyak sabda Nabi bahwa bersedekah adalah cara untuk tolak balak, bersedekah itu menjadi benteng atas bencana. Sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits berikut :
Rasulullah SAW bersabda: “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.”
Saran dalam meghadapi bencana adalaha upayakanlah bersedekah setiap hari, pada awal pagi dengan apa saja, karena bala bencana tidak akan menembus benteng sedekah seorang Mukmin. Apabila tidak ada yang akan diberikan maka berktaa-katalah manis dan lembut terhadap orang lain.
Banyak sekali hadist yang menyatakan betapa pentingnya seorang Mukmin untuk melakukan sedekah. Diantara keistimewaannya ialah:
Pertama, bisa melepaskan pelakunya dari bencana. Sebab Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya sedekah dapat menolak 70 pintu bencana “.
Kedua, merupakan obat penyakit pada tubuh. Rasulullah SAW. menjelaskan : “Obatilah penyakitmu dengan bersedekah“.
Ketiga, sebagai benteng untuk diri kita. Rasulullah SAW. bersabda : “ Bentengilah harta bendamu dengan sedekah “.
Keempat, untuk memadamkan kemurkaan Allah. Rasulullah SAW.bersabda: “ Sedekah dapat menutup kemurkaan Allah.”
Kelima, dapat menambah umur. Rasulullah SAW bersabda: “ Sedekah dapat menolak musibah serta dapat menambah keberkahan umur“.
Imam Ibnul Qoyyim RA berkata : “ Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai bencana sekalipun pelakunya orang yang Fajir (pendosa), zhalim atau bahkan orang kafir, karena Allah SWT. akan menghilangkan berbagai macam bencana dengan perantaraan sedekah tersebut. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi umat manusia. Sebagian besar umat manusia sepakat tentang hal ini karena mereka telah mencobanya “ ( dari terjemahan Al- Wabilu ‘Sh Shoyyib karya Ibnul Qoyyim).
Dalam kesempatan lain beliau menambahkan : “ Sesungguhnya sedekah dapat membebaskan seorang hamba dari azab Allah SWT. Seseorang yang melakukan dosa dan kesalahan, ia patut celaka. Tetapi kalau ia segera mau menyusulinya dengan bersedekah, niscaya hal itu bisa membebaskan dan melepaskannya dari azab. Oleh karena itulah Rasulullahi SAW. bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menolak kematian yang buruk atas seseorang karena sedekah yang dikeluarkannya “ (dari terjemahan Al Mustraghitsun Billahi Ta ’ala karya Ibnu Basykiwal).
Ada sebuah kisah dalam Al Quran tentang Nabi Musa as. yang meminta agar Allah SWT menghilangkan azab dari suatu bangsa. Allah SWT menjawab bahwa azab tersebut sudah terlanjur ditetapkan. Namun, rahmat Allah meliputi seluruh bumi. Di samping itu pernyataan Allah yang sangat penting adalah : “Azab itu tidak akan menimpa orang-orang yang memelihara dirinya, menafkahkan sebagian rezekinya dan beriman kepada ayat-ayat-Ku”. Jadi, sedekah bisa menyelamatkan bangsa dari bencana (dari Buku Keajaiban Sedekah oleh Muhammad Muhyidin).
Murad Khan Hasan menuturkan bahwa pada suatu musim, seluruh ladang pertanian di daerah Faris Mesir, telah diserang hama belalang. Tetapi anehnya ada sebidang ladang milik seorang petani yang selamat. Ketika ditanyai sebabnya, si Petani itu menjawab : “ Pertama, aku tidak pernah makan milik orang lain secara tidak sah sehingga belalang juga tidak ingin memakan milikku. Kedua, aku selalu mengeluarkan zakat dari hasil tanamanku, setelah tananan itu aku petik. Kuberikan zakat itu kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Kemudian sisanya kubawa pulang ke rumah “.
Maka benarlah apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: “Jagalah harta kamu dengan zakat dan obatilah sakitmu dengan sedekah dan hadapilah segala cobaan dan bahaya dengan doa serta tawadhu (kerendahan hati) “ (HR. Abu Hurairah).
Banyak dalam hadits dan atsar para sahabat tentang hubungan antara sedekah dengan pencegahan bencana. Maka tentu dalam saat bencana seperti halnya covid-19 ini membiasakan tindakan bersedekah merupakah suatu tindakan yang tepat untuk menolak balak serta melindungi diri dari berbagai bencana yang akan menimpa diri ataupun suatu bangsa. Bersedekah bisa dalam bentuknya membangun kepedulian bersama atas bencana Covid -19 ini, baik dalam bentuk donasi ataupun keterlibatan dalam berbagai satuan tugas dalam rangka membantu menangani dan menanggulangi bencana yang sedang terjadi. Semoga tindakan kepedulian yang dilalukan secara sukarela melalui jiwa keralawanan (voulenteerism) dapat menjadi jalan dalam menyelamatkan diri dari bemcana. Mari tanggulangi dan lawan Covid-19 secara bersama-sama dengan kepedulian kita….
Penulis KH Akhmad Muwafik Saleh Pengasuh Pesma Tanwirul Afkar dan Dosen FISIP UB