Kanal24 – Di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, istilah self-care atau perawatan diri semakin populer di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Namun, masih banyak yang memaknainya sebatas rutinitas skincare, masker wajah, atau kunjungan ke spa. Padahal, self-care sejatinya jauh lebih luas, mencakup aspek fisik, mental, emosional, sosial, bahkan spiritual.
Menurut definisi World Health Organization (WHO), self-care adalah kemampuan individu untuk menjaga kesehatan, mencegah penyakit, serta mengelola stres secara sadar. Artinya, perawatan diri tidak hanya bertujuan mempercantik penampilan luar, tetapi juga menjaga keseimbangan batin dan kesehatan jiwa.
Baca juga:
Bangkok Dinobatkan Kota Terbaik untuk Gen Z
Lebih dari Sekadar Perawatan Kulit
Perawatan kulit memang menjadi salah satu bentuk dasar self-care fisik. Namun, ruang lingkupnya lebih luas dan dapat dibagi ke dalam beberapa kategori.
- Self-care emosional
Menekankan pada kemampuan memahami, menerima, dan mengelola emosi secara sehat. Bentuk nyatanya antara lain mengenali serta mengekspresikan perasaan, berbagi cerita dengan orang tepercaya, hingga memberi izin pada diri sendiri untuk menangis sebagai cara melepaskan ketegangan. - Self-care mental
Bertujuan menjaga kejernihan pikiran. Ini dapat dilakukan dengan mengatur beban tugas, beristirahat dari media sosial, hingga melakukan journaling untuk memahami pola perasaan serta mengurangi kekhawatiran. - Self-care sosial
Berfokus pada kualitas hubungan dengan orang lain. Hal ini mencakup menjaga relasi yang sehat, berani menjauh dari lingkungan toksik, serta menegaskan batasan pribadi dengan berani mengatakan “tidak”. - Self-care spiritual
Menyangkut pencarian makna hidup dan kedamaian batin. Praktiknya dapat berupa meditasi, doa, maupun refleksi diri atas pengalaman hidup.
Pentingnya Self-Care bagi Gen Z
Generasi Z, yang sangat erat dengan dunia digital, kerap menghadapi tekanan dari tuntutan akademik, ekspektasi media sosial, hingga beban karier. Kondisi ini menjadikan mereka lebih rentan terhadap stres, overthinking, bahkan gangguan kecemasan.
Jika diabaikan, masalah kesehatan mental dapat berimbas pada fisik, mulai dari insomnia, sakit kepala, gangguan makan, hingga penurunan daya tahan tubuh. Sebaliknya, penerapan self-care terbukti membantu meningkatkan kualitas tidur, konsentrasi, kepercayaan diri, dan kebahagiaan.
Self-Care Sederhana yang Bermakna
Perawatan diri tidak selalu membutuhkan biaya besar atau waktu khusus. Langkah-langkah sederhana bisa memberi dampak signifikan, seperti menulis jurnal sebelum tidur, melakukan detoks media sosial, tidur cukup 7–9 jam, berolahraga ringan, hingga memasak makanan sehat untuk diri sendiri.
Selain itu, self-care juga berarti memberi izin pada diri untuk beristirahat tanpa rasa bersalah. Mengakui rasa lelah bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk keberanian dalam menjaga kesehatan diri.
Baca juga:
Olahraga Sehat Sesuai Usia, Jangan Asal Pilih!
Perjalanan Personal yang Unik
Pada akhirnya, self-care adalah perjalanan pribadi. Bentuknya bisa berbeda antara satu orang dengan yang lain, namun tujuannya tetap sama: menciptakan keseimbangan hidup yang menghadirkan ketenangan, kebahagiaan, serta rasa utuh.
Merawat diri bukanlah tentang memenuhi ekspektasi orang lain, melainkan tentang mencintai dan menjaga kesehatan diri sendiri. (dpa)