KANAL24, Jakarta – Kinerja PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) sepanjang semester I 2020 tetap positif meskipun penuh dengan tekanan akibat pandemi covid-19. Laba bersih perseroan pada periode tersebut mencapai Rp105,7 miliar.
Investor Relations Department Head JSMR, Pramitha Wulanjani menjelaskan bahwa pandemi covid-19 turut berdampak terhadap bisnis perseroan dan juga peningkatan beban bunga seiring dengan pengoperasian jalan tol baru. Meski masih membukukan laba namun diakui bahwa pendapatan perseroan tersebut turun 15,75 persen dari Rp5,16 triliun menjadi Rp4,34 triliun jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
“Perseroan berkomitmen untuk terus menjaga kinerja perusahaan agar tetap positif di tengah pandemi covid-19, salah satunya dengan melakukan upaya efisiensi di beban usaha dan pengendalian capex, baik capex operasional maupun pengembangan usaha,” ujar Mitha dalam public expose Live 2020, Rabu (26/8/2020).
Dikatakan bahwa penurunan pendapatan tersebut terjadi lantaran menurunnya volume lalu lintas (lalin) akibat perubahan perilaku masyarakat yang diimbau untuk tidak lagi bepergian seiring penerapan kebijakan work from home (WFH) sejak bulan Maret 2020 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB) sejak bulan April 2020. Namun, setelah adanya pelonggaran PSBB di bulan Juni 2020, realisasi pendapatan tol harian Jasa Marga Group telah mengalami peningkatan dari yang sebelumnya turun sekitar 50 persen pada bulan Mei 2020, menjadi turun sekitar 20 persen di akhir Juni 2020 dibandingkan dengan kondisi normal.
Kinerja positif Jasa Marga juga dapat dilihat dari pendapatan usaha non tol perseroan pada semester I 2020 yang tumbuh 4,1 persen yaitu sebesar Rp433,3 miliar dan total aset perseroan mencapai Rp102,7 triliun. Angka ini tumbuh 3 persen dibandingkan semester I tahun 2019 seiring dengan peningkatan progres penyelesaian jalan tol baru milik Perseroan.
Sementara itu EBITDA perseroan pada semester I tahun 2020 sebesar Rp2,6 triliun atau turun 23,1 persen jika dibandingkan semester I Tahun 2019. Penurunan ini terjadi seiring dengan penurunan volume lalu lintas yang berdampak juga pada penurunan pendapatan tol Jasa Marga secara keseluruhan. Meski begitu, Mitha menjelaskan bahwa interest bearing debt to equity ratio perseroan tetap terjaga dalam koridor yang dipersyaratkan oleh para kreditur.
“Selain itu, kemampuan perseroan untuk membayar kewajiban bunga masih terjaga. Perusahaan juga tetap mampu menjaga cost of debt penambahan pinjaman untuk membiayai pembangunan jalan tol baru,” imbuh Mitha.(sdk)