Kanal24, Malang – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-20, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) menggelar seminar internasional dengan tema “Intersections of Environment, Society, and Technology: Decolonizing Approaches to Global Challenges” pada Selasa (01/10/2024) di Gedung Widyaloka.
Acara ini menghadirkan lima narasumber ahli, yaitu Dr. Yatun Sastramidjaja dari University of Amsterdam, Dr. Fathun Karib dari National University of Singapore, Dr. Azlan Abbas dari National University of Malaysia, Dr. Leon Moosavi dari University of Liverpool, dan Dr. Iwan Nurhadi dari Universitas Brawijaya.
Seminar ini menyoroti tantangan global terkait lingkungan, masyarakat, dan teknologi. Ketua pelaksana acara, Anif Fatma Chawa, S.Sos., M.Si., Ph.D., dari Departemen Sosiologi FISIP UB, menyatakan bahwa tema yang diangkat sangat relevan di era digital dan revolusi industri 4.0.
“Topik ini relevan karena kita berada di era digital, di mana teknologi telah mengubah tatanan sosial secara signifikan,” ujar Anif dalam sambutannya.
Ia juga menambahkan bahwa melalui seminar ini, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami bagaimana perkembangan teknologi, terutama teknologi digital, mempengaruhi kehidupan masyarakat, baik secara sosial maupun lingkungan.
Menurut Anif, perubahan teknologi di dunia pendidikan juga menjadi fokus utama FISIP UB, khususnya dalam menyiapkan mahasiswa untuk menghadapi transformasi masyarakat digital. Ia menyebutkan bahwa beberapa program studi di FISIP UB telah memasukkan kajian tentang masyarakat digital sebagai bagian dari kurikulum.
“Program studi sosiologi, misalnya, tidak hanya mempelajari masyarakat yang bersifat offline, tetapi juga yang online. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya memahami dampak teknologi pada berbagai aspek kehidupan sosial,” ungkap Anif.
Selain itu, seminar ini juga dimanfaatkan oleh para dosen untuk mengirimkan mahasiswanya sebagai bagian dari pembelajaran. Kehadiran narasumber internasional ini diharapkan dapat memperkaya wawasan mahasiswa, sehingga mereka tidak hanya mendapatkan perspektif dari dosen, tetapi juga dari pakar luar negeri.
Selain sebagai wadah diskusi akademik, seminar ini juga menghasilkan luaran konkret berupa sertifikat bagi para peserta. Lebih dari itu, seminar ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman mahasiswa dan dosen terhadap isu-isu global yang bersifat multidisipliner, terutama di bidang teknologi, lingkungan, dan masyarakat.
“Kami berharap seminar ini bisa menjadi sarana bagi mahasiswa untuk memperkaya wawasan mereka, tidak hanya dalam ruang lingkup kampus, tetapi juga dalam perspektif global,” tutup Anif.
Acara ini merupakan langkah nyata FISIP UB dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, di mana teknologi menjadi penggerak utama dalam perubahan sosial dan lingkungan. Dies Natalis FISIP UB ke-20 juga direncanakan akan diisi dengan berbagai kegiatan lainnya, seperti lomba inovasi dosen dan kompetisi lainnya, yang bertujuan untuk meneguhkan komitmen fakultas dalam pengembangan ilmu sosial di era digital. (nid/neo)