KANAL24, Jakarta – Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sepanjang tahun berjalan masih terdepresiasi 13,39% dibanding akhir tahun lalu. Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee mengatakan, kinerja BBCA terbilang masih cukup bagus.
Data Ipotnews, harga saham BBCA pada penutupan Selasa sore (27/10) tercatat sebesar 28.950. Posisi tersebut melemah 13,39% dibanding penutupan perdagangan 30 Desember 2019 yang mencapai 33.425.
Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee mengatakan tekanan pada kinerja saham BBCA sebetulnya terjadi pada emiten industri perbankan secara umum. Dunia bisnis yang lesu di semua sektor membuat kemampuan bayar cicilan kredit bank oleh para debitur menjadi masalah.
“Jadi memang depresiasi saham BCA sepanjang tahun ini karena Covid-19,” kata Hans Rabu (28/10/2020).
Namun Hans menganggap penurunan kinerja BCA pada kuartal IIII 2020 tak terlalu signifikan mempengaruhi persepsi investor. “Penurunan laba bersih BCA relatif kecil. Dalam situasi pandemi, ini sebetulnya masih cukup bagus,” ujar Hans.
Awal pekan ini, Senin (26/10), Bank BCA mengumumkan pencapaian kinerja keuangan pada kuartal III-2020 dengan mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp20 triliun. Jumlah tersebut turun sekitar 4,2% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp20,9 triliun.
BCA juga mencatat total kredit sebesar Rp581,9 triliun, turun 0,6% tahunan per September 2020. Dari sisi pendanaan, BCA berhasil memuouk pertumbuhan CASA sebesar 16,1% (yoy), mencapai Rp596,6 triliun. Total dana pihak ketiga tumuh 14,3% yoy menjadi Rp780,7 triliun. Sementara itu, deposito berjangka meningkat sebesar 8,8% yoy mencapai Rp184,1 triliun.
Namun harga saham BBCA menurun pasca pengumuman kinerja kuartal III 2020, dan berlanjut hingga Selasa (27/10), ditutup turun 0,43%, setelah melemah pada sesi sebelumnya di level 29.075. (sdk)