KANAL24, Jakarta – Pada perdagangan sepekan terakhir atau periode 18-22 Oktober 2021, rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali melanjutkan tren penurunan, yakni -6,92 persen menjadi Rp16,25 triliun dibanding sepekan sebelumnya sebesar Rp17,45 triliun per hari.
Berdasarkan data perdagangan BEI yang dikutip Minggu (24/10/2021), kinerja negatif bursa saham domestik selama sepekan juga terlihat pada data volume transaksi harian yang rata-rata hanya 22,09 miliar saham, padahal sepekan sebelumnya masih mencapai 23,38 miliar saham per hari.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian di BEI mengalami penurunan 4,08 persen menjadi 1.385.992 transaksi dari 1.444.963 transaksi per hari pada pekan sebelumnya.
Namun demikian, nilai kapitalisasi pasar di BEI selama sepekan mencatatkan kenaikan 0,19 persen menjadi sebesar Rp8.150,38 triliun dari Rp8.134,68 triliun pada pekan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (22/10), Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berakhir di zona hijau, yakni di level 6.643. Selama sepekan, laju IHSG tercatat menguat 0,16 persen dibandingkan posisi penutupan transaksi akhir pekan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (22/10), investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp1,19 triliun. Sedangkan sepanjang 2021 yang berakhir hingga akhir pekan ini, nilai beli bersih investor asing mencapai Rp36,4 triliun.
Selama sepekan ini, BEI hanya menerima satu pencatatan obligasi, yaitu Obligasi Berkelanjutan III Tahap II-2021 yang diterbitkan PT Sinas Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) sebesar Rp2,5 triliun.
Dengan demikian, saat ini jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sepanjang 2021 sebanyak 79 emisi dari 50 Perusahaan Tercatat senilai Rp78,58 triliun. Maka, sampai akhir pekan ini total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 482 emisi, dengan nilai nominal outstanding Rp425,60 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan 126 Perusahaan Tercatat.
Sementara itu, jumlah Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 141 seri, dengan nilai nominal Rp4.437,58 triliun dan USD400 juta. Adapun jumlah Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak sepuluh emisi senilai Rp5,39 triliun. (sdk)