KANAL24, Jakarta – Selama sepekan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 7-11 September 2020, volume transaksi mengalami penurunan 11,5 persen menjadi 11,26 miliar saham dari minggu sebelumnya, yakni 12,72 miliar saham.
Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) tercatat anjlok 4,26 persen ke level 5.016. Data perdagangan tersebut disampaikan Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono, Jakarta, Minggu (13/9/2020).
“Untuk perdagangan sepekan, IHSG berubah sebesar 4,26 persen ke level 5.016 dari 5.239 pada pekan sebelumnya,” ujar Aji.
Aji menambahkan nilai kapitalisasi pasar di BEI selama sepekan juga mengalami penurunan sebesar 4,17 persen menjadi Rp5.827,72 triliun dari Rp6.081,4 triliun pada minggu lalu. Namun, rata-rata nilai transaksi harian tercatat meningkat 1,45 persen menjadi Rp8,81 triliun.
Menurut dia, rata-rata frekuensi transaksi harian selama sepekan menurun 0,41 persen menjadi 712,99 ribu kali transaksi dari minggu sebelumnya sebanyak 715,9 ribu kali.
Tetapi pada perdagangan Jumat (11/9), frekuensi transaksi harian mencatatkan rekor tertinggi, yakni 934,73 ribu kali dari rekor sebelumnya pada 9 Juni 2020 sebanyak 928,57 ribu kali transaksi.
“Investor asing pada perdagangan Jumat (11/9) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp2,26 triliun, sedangkan sepanjang 2020 mencatatkan jual bersih sebesar Rp35,83 triliun,” ucap Aji.
Lebih lanjut Aji mengungkapkan, selama sepekan ini BEI menerima pencatatan perdana saham oleh tujuh perusahaan dan sebelas obligasi.
Dia mengatakan, sepanjang tahun ini sudah terdapat 44 perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham saham (IPO), sehingga saat ini terdapat 708 Perusahaan Tercatat.
Sementara itu, jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang 2020 sebanyak 76 emisi dari 52 emiten senilai Rp59,38 triliun. Maka, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 462 emisi dengan nilai outstanding Rp437,73 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan 127 emiten.
“Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 109 seri dengan nilai nominal Rp3.344,69 triliun dan USD400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) tercatat sebanyak sepuluh emisi yang senilai Rp7,59 triliun,” kata Aji. (sdk)