KANAL24, Jakarta – Selama sepekan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 30 Maret-3 April 2020, rata-rata nilai transaksi harian mengalami penurunan sebesar 29,56 persen menjadi Rp6,78 triliun dan frekuensi transaksi menyusut 24,35 persen jadi 513,56 ribu kali.
Menurut Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono, data transaksi di Bursa menunjukkan terjadinya penurunan rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 24,35 persen menjadi 513,56 ribu kali dari 678,85 ribu kali pada penutupan perdagangan pekan sebelumnya.
“Perubahan paling signifikan yaitu sebesar 29,56 persen terjadi pada data rata-rata nilai transaksi harian menjadi Rp6,78 triliun dari Rp9,62 triliun pada pekan sebelumnya,” ujar Aji, di Jakarta, Minggu (5/4/2020).
Selama sepekan perdagangan, kata Aji, rata-rata volume transaksi harian di mengalami penurunan mencapai 22,67 persen menjadi sebanyak 6,59 miliar unit saham dari sebanyak 8,52 miliar unit saham pada pekan sebelumnya.
Namun, pada sepanjang perdagangan di pekan ini, laju Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berhasil ditutup menguat 1,71 persen ke level 4.623 dibandingkan penutupan akhir pekan sebelumnya di posisi 4.545. “Nilai kapitalisasi pasar pada pekan ini mengalami peningkatan 1,55 persen menjadi Rp5.341,13 triliun,” ucap Aji.
Lebih lanjut Aji menyebutkan, pada perdagangan Jumat, 3 April 2020, investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp16,55 miliar, sedangkan sepanjang 2020 nilai jual bersih asing mencapai Rp10,79 triliun.
Pada pekan ini atau tepatnya 31 Maret 2020, BEI melakukan pencatatan perdana saham PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) di papan utama atau sebagai emiten ke-19 di 2020.
SAMF bergerak di sektor basic industry and chemicals dengan subsektor chemicals. Untuk pertama kalinya seremoni pencatatan saham ditiadakan, karena adanya imbauan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Pemerintah Indonesia untuk melakukan physical distancing sebagai langkah mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Sepanjang perdagangan di pekan ini, BEI mencatatkan empat obligasi dan satu sukuk, yakni Obligasi Berkelanjutan IV Tahap IV-2020 yang diterbitkan oleh PT Astra Sedaya Finance dengan nilai emisi Rp2,18 triliun dan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap III-2020 yang diterbitkan oleh PT Bank Victoria International Tbk (BVIC) senilai Rp60 miliar.
Obligasi ketiga adalah Obligasi Berkelanjutan I Tahap II-2020 yang diterbitkan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dengan nilai emisi Rp363,48 miliar dan Obligasi Berkelanjutan III Tahap V-2020 yang diterbitkan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) senilai Rp100 miliar. Sedangkan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menerbitkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap III-2020 senilai Rp1 triliun.
Dengan demikian, jumlah emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat di BEI sepanjang 2020 sebanyak 18 emisi dari 16 Perusahaan Tercatat, senilai Rp19,37 triliun. Maka, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 429 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp442,41 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 116 Perusahaan Tercatat.
Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 93 seri dengan nilai nominal Rp2.833,36 triliun dan USD400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 12 emisi senilai Rp10,62 triliun. (sdk)