KANAL24, Surabaya – 1.000 pesantren diharapkan bisa melaksanakan program OPOP (One Pesantren One Product) pada 2022 meningkat dari tahun 2021.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang hadir dalam forum Silaturahmi dan Temu Bisnis Pesantren Peserta OPOP 2022 di Hotel Grand Dafam Signature Surabaya ini juga mendorong produk-produk pondok pesantren di bawah Program OPOP Jatim masuk dalam daftar Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ).
Sebab, pemerintah melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) juga mentargetkan belanja barang buatan dalam negeri. “Jatim sendiri mendapat target tertinggi senilai Rp 26,8 triliun dari total Rp 400 triliun pengadaan barang/jasa yang bersumber dari APBD seluruh Indonesia,” kata Gubernur Khofifah, Rabu (23/3/2022).
Dengan adanya program tersebut, maka diperkirakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri di Jawa Timur pada tahun 2022 dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sebesar 5,0-5,8 persen. Hal itu juga menjadi wujud nyata semangat Optimisme Jatim Bangkit tahun 2022.
Gubernur juga menandaskan bahwa peserta Program OPOP bisa langsung melengkapi persyaratan PBJ tersebut. Kemudian segera melakukan komunikasi dengan Pemda maupun Pemkab setempat.
Setelah itu, produk OPOP Jatim diharapkan dapat masuk dalam kategori Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). “Jadi panjenengan punya produk apa, komunikasikan dengan Tim PBJ dengan masing-masing kabupaten/kota,” ucap Gubernur Jatim Khofifah
Sementara itu, Ketua OPOP Jatim sekaligus Pj. Sekdaprov Jatim, Wahid Wahyudi, memaparkan jika selama tahun 2021 setidaknya ada 550 pesantren yang melaksanakan program OPOP. Sedangkan pada 2022 ini OPOP Jatim sudah mengumpulkan 250 pesantren.
“Jadi sekarang totalnya 750 pesantren, 2023 nanti nambah 250 pesantren lagi. Jadi target 2024, menjadi 1000 pesantren semoga dapat melaksanakan program OPOP ,” ujar Wahid sapaan akrabnya. (sdk)