Kanal24, Malang – Harga bahan bakar minyak (BBM) kembali mengalami penyesuaian di awal Desember 2025. Shell Indonesia resmi memperbarui daftar harga untuk empat jenis BBM nonsubsidi yang berlaku di beberapa wilayah seperti Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Penyesuaian ini dilakukan seiring dinamika harga minyak mentah dunia serta kebijakan pemerintah terkait formula perhitungan harga dasar BBM. Kenaikan harga kali ini tidak seragam di seluruh produk. Tiga jenis BBM tercatat mengalami kenaikan, sementara satu jenis lainnya justru turun dibanding periode sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar BBM masih sangat dipengaruhi fluktuasi global yang berdampak langsung pada harga jual eceran dalam negeri.
Rincian Harga BBM Shell per 1 Desember 2025
Shell Super (RON 92) kini dibanderol Rp 13.000 per liter. Harga ini naik dari periode sebelumnya yang berada di angka Rp 12.680. Kenaikan ini mengikuti pergerakan harga minyak mentah global yang mendorong penyesuaian pada sebagian besar produk BBM nonsubsidi.
Baca juga:
Pertamina Tambah Pasokan untuk SPBU Swasta
Shell V-Power (RON 95) turut mengalami kenaikan harga, kini menjadi Rp 13.630 per liter. Sebelumnya, produk ini dijual dengan harga Rp 13.260. Penyesuaian tersebut mencerminkan biaya distribusi dan pengolahan yang ikut terdampak oleh lonjakan harga minyak internasional beberapa pekan terakhir.
Shell V-Power Diesel (CN 51) juga mengalami perubahan harga. Produk ini kini dijual dengan harga Rp 15.250 per liter. Penyesuaian tersebut dipicu perubahan harga pasar minyak diesel global, yang dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan tren penguatan.
Berbeda dengan tiga produk lainnya, Shell V-Power Nitro+ (RON 98) justru mengalami penurunan harga. Produk beroktan tinggi ini kini dibanderol Rp 13.890 per liter, lebih rendah dari harga sebelumnya yang berada di angka Rp 14.410. Penurunan ini cukup menarik perhatian karena terjadi di tengah situasi kenaikan harga pada sebagian besar produk BBM lain milik Shell.
Bagian dari Tren Penyesuaian Harga BBM Nasional
Penyesuaian harga Shell Indonesia per 1 Desember 2025 menjadi bagian dari tren yang juga terlihat pada perusahaan penyedia BBM lainnya. SPBU swasta seperti BP-AKR dan Vivo turut memperbarui harga BBM pada periode yang sama, sementara Pertamina sebelumnya telah menaikkan harga beberapa produk nonsubsidi di awal bulan. Kondisi penyesuaian harga secara serentak ini menunjukkan adanya tekanan global pada pasar energi, yang memaksa perusahaan penyedia BBM melakukan evaluasi berkala terhadap harga jualnya.
Faktor utama yang memengaruhi perubahan harga BBM ini adalah fluktuasi harga minyak dunia yang masih cukup labil sepanjang kuartal akhir tahun 2025. Harga minyak global yang naik-turun tajam membuat perusahaan harus secara rutin menyesuaikan tarif agar tetap sejalan dengan perhitungan keekonomian. Selain itu, perubahan biaya distribusi dan pengolahan ikut berpengaruh pada harga akhir yang diterapkan kepada konsumen.
Formula harga dasar yang mengikuti ketentuan pemerintah juga berperan dalam penyesuaian ini. Peraturan tersebut mengharuskan penyedia BBM menghitung ulang harga jual berdasarkan perkembangan biaya impor, kurs rupiah, hingga pajak yang berlaku. Ketentuan ini membuat penyesuaian harga menjadi hal yang hampir pasti ketika terjadi perubahan signifikan pada komponen biaya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang fluktuatif juga turut memberi pengaruh. Karena sebagian besar minyak mentah masih diimpor, pelemahan rupiah akan berdampak langsung pada meningkatnya biaya produksi BBM. Kombinasi faktor global dan domestik ini membuat harga BBM pada Desember 2025 berada dalam posisi yang sangat dinamis.
Dampak Bagi Konsumen dan Pengguna Kendaraan
Penyesuaian harga ini tentu berdampak bagi masyarakat, terutama bagi pengguna kendaraan yang mengandalkan BBM beroktan tinggi seperti Shell Super dan Shell V-Power. Kenaikan harga yang mencapai ratusan rupiah per liter membuat pengeluaran harian hingga bulanan untuk kebutuhan bahan bakar mengalami peningkatan. Pengendara roda dua dan roda empat perlu menyesuaikan kembali rencana anggaran, khususnya bagi mereka yang sering melakukan perjalanan jarak jauh.
Sementara itu, pengguna Shell V-Power Nitro+ sedikit mendapatkan keuntungan dari penurunan harga produk tersebut. Meskipun selisih harga tidak terlalu besar, penurunan ini tetap menjadi kabar baik bagi pemilik kendaraan performa tinggi yang membutuhkan kualitas pembakaran optimal. Namun, secara umum konsumen tetap harus mempertimbangkan pilihan BBM yang sesuai dengan kebutuhan mesin dan kemampuan anggaran.
Sejumlah pengamat energi menilai bahwa harga BBM nonsubsidi ke depan masih berpotensi berubah mengikuti perkembangan harga minyak internasional. Konsumen disarankan untuk terus memperbarui informasi terkait harga BBM di SPBU terdekat karena penyesuaian bisa saja terjadi kembali dalam beberapa minggu mendatang.
Distribusi di Beberapa Wilayah Belum Sepenuhnya Merata
Meskipun penyesuaian harga telah diumumkan secara nasional, laporan di lapangan menunjukkan bahwa distribusi BBM di beberapa SPBU swasta belum sepenuhnya stabil. Beberapa jenis produk dilaporkan mengalami keterbatasan stok, sehingga menimbulkan ketidaksinkronan antara harga baru dan ketersediaan aktual. Kondisi ini kerap terjadi pada masa transisi harga, terutama di wilayah yang memiliki jaringan distribusi BBM swasta yang masih terbatas.
Shell Indonesia menyatakan bahwa perusahaan terus berupaya memastikan kelancaran distribusi agar seluruh SPBU dapat menerapkan harga terbaru secara merata. Pihak perusahaan menegaskan komitmennya untuk menjaga pasokan tetap stabil, terutama pada periode akhir tahun ketika mobilitas masyarakat meningkat. (nid)









