KANAL24, Malang – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UB hari ini, kamis 22/8/2019 menyelenggarakan Diskusi Publik Kepemimpinan Kabupaten Malang 2020-2025, dengan pembicara Wawan Sobari, Ph. D seorang akademisi politik dan kebijakan FISIP UB, Ratno Sulistyanto Direktur Eksekutif Indopol Survei & Consulting, dan Luthfi J. Kurniawan Ketua Dewan Pengurus MCW, serta dimoderatori oleh Tri Hendra Wahyudi, S.IP., M.IP akdemisi Ilmu Politik FISIP UB.
Menurut Ratno, adanya persepsi publik yang bergeser, yang awalnya didominasi alasan menyukai figur karena merakyat, beralih ke figur yang jujur, bebas dari korupsi. Figur ini akan jadi berhasil jika dengan personal branding yang tepat sasaran. Ada alternatif kepemimpinan yang mungkin cocok untuk Kabupaten Malang sebagai upaya untuk mengukus kekhawatiran publik tehadap kejadian-kejadian korupsi di pemimpin sebelumnya. Munculnya seorang akademisi, ulama, atau pengusaha yang dianggap lebih tidak rentan terjerat kasus korupsi sebagaimana pemimpin sebelumnya.
Selanjutnya, Wawan menjelaskan bahwa tantangan Kabupaten Malang cukup berat, dengan jumlah penduduk hampir 3 juta, angka kemiskinan masih diatas 10 persen, lalu adanya dispalitas antar kecamatan. Itu yang menjadi penting untuk menyusun kriteria pemimpin yang seperti apa yang cocok. Bukan sekedar kriteria yang ideal tapi kriteria yang menurut publik.
“Pola-pola politik yang terjadi memberikan jaminan pemilukada 2020 di Kabupaten Malang akan sangat dinamis. Peta perolehan suara, otomatis tidak akan semudah digambarkan linear dengan perolehan partai atau perolehan suara pilpres 2019,”terangnya.
Di sisi lain, pembicara terakhir yakni Lutfi, mengungkapkan pentingnya dunia akademis dan lembaga survey pada perpolitikan Indonesia.
“Ternyata proses politik yang seolah-olah teorinya dari kampus pada akhirnya juga di alamatkan kembali ke kampus. Ini untuk menyelesaikan hal-hal yang tidak selesai oleh partai politik dan aktor-aktor politik. Kemudian, lembaga survey memiliki peran sangat dominan untuk menentukan persepsi politik, menentukan siapa yang kemudian berkuasa,”pungkas Lutfi.
Selain diskusi, pada kegiatan ini juga dilakukan penyerahan MoA yang sudah di tanda tangani oleh Direktur Eksekutif Indopol dengan FISIP UB. MoA ini sebagai bentuk kesepakatan antara kedua belah pihak untuk berbagi sumber daya data dan manusia terkait dengan riset-riset di bidang ilmu sosial dan ilmu politik. Nantinya, diharapkan dosen maupun mahasiswa dapat memanfaatkan momentum ini, data yang ada di Indopol untuk memperkuat riset-riset mereka, disisi lain Indopol dapat menggunakan SDM FISIP untuk memperkuat argumen akademik di survey-survey mereka.(meg)