Ada hal yang menarik di Sleman, tepatnya di Derowetan, Harjo Binangun,Pakem, Sleman, Yogyakarta. Di sana ada sebuah peternakan yang tidak biasa. Yang membuatnya berbeda adalah sosok Vita Krisna Dewi, Owner dari Sinatria Farm, dengan dedikasi tingginya untuk mengajak para pemuda memulai bisnis di bidang peternakan dan pertanian hidroponik. Jangan salah bahwa peternakan merupakan salah satu sub bidang pertanian dalam arti luas.
Bisa kita katakan bahwa pertanian dalam arti luas ini mencakup pada sektor pertanian yang sering orang tahu, ya kegiatan bercocok tanam di sawah dan mengelola tanaman budidayanya ini pertanian dalam arti sempit, lalu ada peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan. Menarik bukan? Tentu, karena dalam dunia pertanian ada banyak sekali hal yang perlu kita ketahui dan kaji. Siapa tahu di situ bisa menemukan ladang bisnis baru yang bisa kita tekuni.
Awal mulanya Vita Krisna Dewi memulai Sinatria Farm adalah melihat peluang bonus demografi yang terjadi di tahun 2020 hingga 2036 jumlah angkatan kerja terbesar di Indonesia adalah para pemuda. Selain itu juga ketersediaan protein hewani terutama dari domba yang belum terpenuhi, dan karena latar belakangnya menjadi akademisi yang dalam hal ini peternakan dan mengajar adalah keahliannya, maka ia putuskan untuk merintis usaha ini.
Vita merupakan mantan dosen yang mengajar di salah satu universitas di Kalimantan Timur, lalu beliau resign dari pekerjaannya dan memilih menjadi peternak domba di Sleman. Kesempatan ini pun disambut oleh seorang mahasiswa D3 Pariwisata dari UGM yang ingin berbisnis kelinci. Lalu Vita memintanya untuk menyiapkan RAB dan mempersiapkan segala kebutuhannya tetapi dengan persyaratan mahasiswa itu sendiri yang mengelola. Tentu ini adalah sambutan hangat yang memacu semangat siapa saja yang ingin memulai usaha. Hal ini pun juga terjadi pada 3 mahasiswa Teknik Nuklir UGM yang ingin menyewa lahan untuk membuat pertanian hidroponik, Vita membuatkan green house untuk mereka dan dibebaskan untuk mengelola tetapi dalam waktu 2 tahun. Jika tidak berhasil maka barulah lahan itu disewakan untuk mereka. Luar biasa, dedikasi dan keteladanan tinggi untuk memacu semangat anak muda berwirausaha patut diacungi jempol.
Satu hal yang istimewa di sana adalah sistem peternakan dengan kandang domba terkoleksi, di mana kandang domba tersebut tidak berbau dan bersih sekali. Rahasianya adalah urin dan feses dari domba itu terkelola dengan baik. Sistem pembuatan bangunan kandang yang dibuat sedemikian rupa sehingga urin dan feses dapat tertampung dan bisa langsung dimanfaatkan dengan pemrosesan terlebih dahulu sehingga tidak akan menimbulkan bau yang mengganggu di sekitar lingkungan kandang. Hal ini merupakan tindakan yang dipilih mengingat bahwa warga sekitar belum menyambut baik pada awal perencanaan bisnis ini karena akan mengganggu dan menimbulkan bau. Tapi Sinatria Farm mampu untuk menjawab tantangan tersebut.
Terkait dengan hal yang tersebut di atas, pada awal bulan Maret lalu sebelum situasi sekarang ini terjadi, penulis mencoba untuk menghubungi pihak Sinatria Farm untuk kegiatan magang, karena informasi yang didapatkan di sana memang menyediakan sarana edukasi gratis bagi siapa saja yang mau belajar, tentu ini bukanlah hal yang patut dilewatkan begitu saja. Namun sayang, untuk bulan Juli hingga Agustus sudah ada yang magang di sana. Tapi, informasi menariknya adalah Sinatria Farm menyediakan kelas untuk belajar mengenai peternakan itu dari hari Selasa hingga Kamis pukul 09.00-10.00 dan siapa saja boleh ikut, tanpa terkecuali. Bisa juga kunjungan satu hari, magang satu pekan, atau kunjungan-kunjungan lainnya yang dapat diatur bersama dengan pihak Sinatria Farm.
Bahkan dalam akun Youtubenya yang diunggah seminggu yang lalu, Dinas Pertanian dan Komisi 2 DPRD Purbalingga juga sudah berkunjung ke Sinatria Farm pada 3 Maret 2020. Informasi tambahan, di sana juga disediakan mess gratis untuk yang mau magang atau kegiatan beberapa hari, sayang seribu sayang yang tersedia masih hanya untuk laki-laki. Semoga ke depan akan ada fasilitas-fasilitas yang mendukung untuk kegiatan edukasi dan brainstorming para entrepreneur muda dan bagi siapa saja yang mau belajar di sana agar semakin memperluas kebermanfaatan adanya Sinatria Farm bagi lingkungan sekitar.
Menarik bukan belajar dunia pertanian? Sinatria Farm bisa dijadikan tempat wisata edukasi keluarga atau pun memulai bisnis untuk semua kalangan. Semoga akan lahir entrepreneur-entrepreneur muda yang turut serta membangun perekonomian Indonesia yang mampu bertahan dalam ganasnya persaingan. Informasi di atas penulis dapatkan dari akun media sosial youtube Sinatria Farm dan Cap Capung yang turut serta dalam menyebarkan virus-virus menjadi entrepreneur pertanian yang semoga membawa perubahan yang baik untuk Indonesia. Tetap semangat dan optimis membangun pertanian Indonesia.
Tani Joyo! Jargon yang harus terus digaungkan untuk terus melakukan pembuktian bahwa petani harus bangkit untuk membangun negeri. Setuju kawan-kawan? Harapan harus selalu ditumbuhkan.
Nasib Indonesia juga ada pada anak mudanya.(*)
Penulis : Martina Mulia Dewi Mahasiswa FP UB