KANAL24, Malang – Maraknya kasus pinjaman online (pinjol) ilegal dan meningkatnya kecanduan judi online di berbagai daerah menjadi atensu sekelompok dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) turun langsung ke Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.
Para dosen ini menggelar kegiatan Sosialisasi Literasi Keuangan: Bijak Finansial, Pahami Risiko Pinjaman Online dan Bahaya Judi Online sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari aparatur desa, pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), pelaku UMKM, serta tokoh masyarakat setempa pada Selasa, 24 Juni 2025, pukul 09.30–12.00 WIB, di Balai Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.
Kegiatan ini dipimpin oleh Prof.Dr. Candra Fajri Ananda, didampingi oleh Citra Indraswari, S.E.I, M.S.E.I, selaku tim dosen pengabdi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
“Kami ikut prihatin dengan maraknya warga yang terjerat pinjol dan judol. Namun tidak hanya prohatin, kami juga ingin ikut berkontribusi mencegah hal itu melalui kegiatan di Desa Sumberdem ini,” kata Prof. Candra.
Transformasi digital telah mengubah wajah ekonomi nasional. Inovasi teknologi finansial (fintech) memberikan kemudahan akses keuangan, namun juga membuka celah bagi praktik ilegal. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada 2022 indeks inklusi keuangan Indonesia sudah mencapai 85,10%, tetapi tingkat literasi keuangan masyarakat baru 49,68%. Artinya, sebagian besar masyarakat sudah mengakses produk keuangan, tetapi belum memahami risikonya dengan baik. Kesenjangan pengetahuan ini dimanfaatkan oleh berbagai pihak tidak bertanggung jawab.
Desa Sumberdem, sebagai salah satu wilayah dengan potensi pertanian dan UMKM yang besar, tidak luput dari ancaman ini. Minimnya pemahaman tentang akses pembiayaan resmi membuat sebagian warga mencari jalan pintas melalui pinjol atau bahkan judi daring sebagai “solusi cepat” ekonomi. Pinjaman online ilegal kerap menawarkan kemudahan instan namun menjerat pengguna dengan bunga tinggi, intimidasi penagihan, bahkan penyalahgunaan data pribadi.

“Sosialisasi ini mencoba memberikan pemahaman bijak keuangan agar tidak terjebak pada solusi cepat dalam memperoleh uang yang berujung pada kerugian,” lanjut Candra.
Di sisi lain menurut guru besar FEB UB ini, judi online merebak pesat, menarik banyak kalangan dengan iming-iming keuntungan cepat. Padahal praktik ini berdampak serius terhadap kondisi psikologis, sosial, dan ekonomi masyarakat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi metode Community-Based Research (CBR) pendekatan riset partisipatif yang menempatkan masyarakat bukan sekadar sebagai objek, tetapi mitra aktif dalam perumusan masalah, pelaksanaan, hingga evaluasi program.
Berdasarkan hasil evaluasi, kegiatan ini berdampak signifikan dalam meningkatkan kesadaran finansial masyarakat. Peserta mengaku kini lebih memahami cara membedakan pinjol legal dan illegal, bahaya menyebarkan data pribadi, risiko psikologis dari judi online serta pentingnya pengelolaan keuangan rumah tangga.
Salah satu peserta, pelaku UMKM olahan singkong, mengatakan: “Dulu saya hampir tergoda pinjol untuk beli bahan baku. Tapi setelah pelatihan ini, saya tahu lebih baik ajukan ke koperasi desa atau program kredit usaha rakyat,” ujarnya.
Kegiatan ini juga memunculkan inisiatif lanjutan: pembentukan Kelompok Literasi Keuangan Desa Sumberdem, yang berfungsi sebagai wadah diskusi rutin dan pendampingan UMKM.
Literasi keuangan bukan sekadar kemampuan menghitung uang, tetapi juga kemampuan membuat finansial yang bijak. Di tengah gempuran digitalisasi, masyarakat desa perlu dibekali kemampuan adaptif untuk mengenali risiko keuangan dan melindungi diri dari penipuan.
Menurut Prof.Dr. Candra Fajri Ananda, kegiatan ini tidak hanya menyasar aspek edukatif, tetapi juga berupaya membangun ketahanan sosial-ekonomi berbasis komunitas.
“Masyarakat desa punya potensi besar, tapi perlu dibekali kemampuan memilih sumber pembiayaan yang benar. Literasi keuangan adalah langkah awal menuju kemandirian ekonomi,” ujar penggemar sepakbola ini.
Kegiatan “Sosialisasi Literasi Keuangan” di Desa Sumberdem menegaskan bahwa pendidikan finansial adalah benteng utama menghadapi era digital. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap risiko pinjol ilegal dan judi online, diharapkan desa-desa di Indonesia semakin tangguh menghadapi godaan keuangan instan.
Program yang diinisiasi oleh tim dosen FEB Universitas Brawijaya ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun budaya finansial yang sehat dan bertanggung jawab. Sumberdem kini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi akademisi dan masyarakat mampu menciptakan perubahan positif yang berakar dari desa.(sdk)










