Kanal24 – Setelah sempat tertunda karena alasan teknis, Sri Asih, film superhero perempuan Indonesia yang masih berada dalam satu semesta Bumilangit dengan Gundala (2019) ini akhirnya resmi naik Published sejak 17 November 2022 lalu.
Film yang disutradarai oleh Upi Avianto tersebut menceritakan tentang perjalanan karakter Alana, yang diperankan oleh Pevita Pearce, dalam perannya sebagai titisan Dewi Asih selaku Dewi Kebaikan, Sri Asih. Dibintangi oleh sederet aktor ternama, seperti Reza Rahardian, Dimas Anggara, Jefri Nichol, Randy Pangalila, hingga Surya Saputra, film berdurasi 135 menit ini tercatat telah menarik sebanyak 400 ribu lebih penonton di hari kedelepan penayangannya.
Tokoh Alana (Pevita Pearce) dikisahkan lahir bersamaan dengan peristiwa meletusnya Gunung Merapi. Alana kecil kemudian tumbuh menjadi perempuan dewasa yang lincah, berfisik kuat, dan memiliki kemampuan bela diri yang mumpuni. Sampai pada suatu ketika, Alana mengetahui bahwa dirinya bukanlah seorang manusia biasa, melainkan Sri Asih, seseorang yang diberi anugerah berupa kekuatan super yang digunakan untuk kebaikan, tetapi bisa menjadi malapetaka apabila amarah menguasainya.
Untuk itu, bersama dengan Kala (Dimas Anggara) dan Tangguh (Jefri Nichol), Alana membantu menumpas kejahatan di negaranya, yang mayoritas disebabkan oleh kelakuan jelmaan salah satu panglima Dewi Api berjiwa iblis. Bagaimana perjalanan Alana sebagai Sri Asih? Siapakah sosok musuh yang harus ia singkirkan?
Adegan Memukau, Kejutan, hingga Plot Twist
Sri Asih menyuguhkan beragam kejutan bagi penonton sepanjang jalan ceritanya, termasuk para pemain yang tiba-tiba muncul beserta kompleksitas dan kepentingannya. Selain itu, penonton akan dimanjakan dengan adegan pertarungan antarkarakter, utamanya yang diperankan oleh Pevita Pearce.
Dilansir dari tempo.co, Pevita mengaku dalam penjelasannya saat konferensi pers bahwa hampir 90 persen adegan tersebut dilakukannya sendiri, mengingat ia memiliki waktu yang cukup panjang untuk melakukan preparasi. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan dilatih langsung oleh Uwais Team selama kurang lebih 1.5 tahun. Pevita juga berkonsultasi secara langsung dengan Iko Uwais serta Joe Taslim selaku aktor senior untuk genre action. Plot twist yang dihadirkan juga sangat menarik dan mendorong penonton untuk berteori, terutama tentang siapa yang sebenarnya menjadi villain utama.
Mengangkat Isu–Isu Sosial
Selain mengusung konsep female masculinity, di mana Pevita Pearce didapuk sebagai pemeran wanita utama yang berani melakukan perlawanan dengan ketahanan fisik yang kuat serta kemampuan bela diri yang baik— cukup kontras dengan bagaimana masyarakat mengonstruksi seorang wanita, Sri Asih juga menyinggung permasalahan sosial melalui adegan beserta dialognya, seperti gambaran perihal bagaimana kaum borjuis seakan bisa menguasai dunia bahkan seisinya hanya dengan uang serta bagaimana kaum proletar semakin termarjinalkan akibat penindasan dan permainan kekuasaan.
Di sisi lain, masih ditemui hal yang seharusnya dapat ditingkatkan lagi, seperti character development dan transisi dari Alana menjadi Sri Asih yang dirasa kurang dieskplorasi dan terkesan terlalu terburu-buru. Selain itu, adegan menuju ending scene juga masih sedikit mengganjal. Padahal, adegan pada fase klimaks telah berhasil menyita penuh perhatian penonton— was-was, geregetan, semua bercampur menjadi satu.
Meskipun masih terdapat kekurangan, Sri Asih tetap dapat dibilang melampaui ekspektasi penonton dengan pengemasan cerita yang lebih rapi dan jalan cerita yang menarik. Sri Asih juga dinilai berhasil memasang standar baru dalam perfilman Indonesia, khususnya genre action & superhero. Didukung dengan efek visual karya anak bangsa yang sangat memukau, tim produksi Sri Asih berhasil membuktikan bahwa kualitas perfilman Indonesia sudah semakin membaik dan oleh karenanya patut diapresiasi serta dibanggakan. (nai)