Kanal 24, Malang – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan sektor jasa keuangan Indonesia tetap dalam kondisi stabil hingga akhir Agustus 2025. Kepastian ini disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, setelah Rapat Dewan Komisioner Bulanan pada 27 Agustus lalu.
“Rapat Dewan Komisioner OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga meskipun dinamika global dan domestik terus berlangsung,” kata Mahendra dalam konferensi pers RDKB Agustus 2025, Kamis (4/9/2025).
Baca juga:
BPS Catat Impor Juli 2025 Turun 5,86 Persen
Ia menegaskan, ketahanan sektor keuangan ini lahir dari disiplin pengawasan, koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, serta kinerja pelaku industri yang solid.
Tren Global Memberi Harapan
Mahendra menjelaskan, perkembangan ekonomi global memberi ruang positif bagi negara berkembang. Dana Moneter Internasional (IMF) baru saja merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia ke arah lebih baik. Pertumbuhan tahun 2025 diperkirakan mencapai 3 persen, naik 20 basis poin dari proyeksi sebelumnya. Sementara proyeksi 2026 naik 10 basis poin menjadi 3,1 persen.
Perbaikan proyeksi tersebut dipengaruhi oleh kebijakan tarif efektif Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkiraan awal, kondisi likuiditas global yang membaik, serta kebijakan fiskal yang tetap mendukung pertumbuhan.
“WTO juga memperkirakan perdagangan global pada tahun ini tumbuh 0,9 persen. Angka ini lebih baik dari perkiraan sebelumnya yang minus 0,2 persen. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh front loading impor Amerika Serikat,” jelas Mahendra.
Menurutnya, perkembangan di negara-negara utama memang bervariasi, namun mayoritas mengarah pada ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global. Tren ini mendukung penguatan pasar keuangan serta mendorong arus dana masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
Ekonomi Domestik Tetap Kuat
Mahendra menambahkan, perekonomian dalam negeri terus menunjukkan kinerja yang baik. Aktivitas intermediasi di sektor jasa keuangan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Kredit dan pembiayaan berjalan lancar, sementara penghimpunan dana masyarakat tetap terjaga.
“Di pasar modal, IHSG berhasil mencetak rekor tertinggi pada Agustus 2025. Walaupun ada dinamika di dalam negeri selama sepekan terakhir, dampaknya terhadap volatilitas pasar saham masih terbatas,” ujarnya.
OJK juga menilai likuiditas lembaga jasa keuangan berada di level yang memadai, dengan rasio solvabilitas yang sehat. Kondisi ini menambah keyakinan bahwa sektor keuangan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Komitmen Menjaga Stabilitas
Mahendra menekankan, OJK bersama industri jasa keuangan dan asosiasi akan terus melakukan pendataan serta penilaian mendalam terhadap potensi dampak dari dinamika domestik. Langkah ini penting agar kebijakan yang diambil tepat sasaran.
“OJK berkoordinasi dengan seluruh lembaga jasa keuangan untuk memastikan langkah antisipatif berjalan baik. Koordinasi dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan juga terus diperkuat demi memitigasi risiko yang dapat mengganggu kestabilan sektor jasa keuangan,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa kesiapan menghadapi perubahan pasar dan tantangan baru tetap menjadi fokus utama. Dengan pengawasan yang konsisten, diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan terus meningkat.
Respon atas Pergerakan IHSG
Di tengah laporan positif ini, pasar saham sempat terkoreksi pada awal September. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, memberikan tanggapan terkait penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 1 September 2025.
Menurut Inarno, prospek jangka panjang pasar modal Indonesia masih menjanjikan. Sinergi antara regulator, pemerintah, dan pelaku pasar menjadi kunci untuk menjaga ketahanan perdagangan saham.
“Saya berterima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan dukungan penuh agar pasar modal berjalan teratur, wajar, dan efisien. Dampak dukungan ini sudah terlihat cukup positif,” ucapnya di Bursa Efek Indonesia.
Ia juga mengingatkan investor agar bijak mengambil keputusan. “Jangan mudah terpengaruh isu yang belum terbukti. Berinvestasilah berdasarkan data dan fakta. Kita harus tetap percaya diri bahwa pasar modal Indonesia memiliki masa depan yang baik,” jelas Inarno.
Harapan ke Depan
Dengan hasil evaluasi yang menunjukkan stabilitas hingga Agustus, OJK optimistis sektor jasa keuangan mampu menghadapi sisa tahun 2025. Perbaikan proyeksi ekonomi global, kekuatan ekonomi domestik, serta koordinasi antar lembaga menjadi fondasi penting untuk menjaga kepercayaan publik.
Baca juga:
Kahf Meriahkan Open House UB 2025, buka Barber Gratis
Pengawasan yang adaptif, peningkatan literasi keuangan, dan sinergi dengan industri diharapkan memperkuat perlindungan konsumen sekaligus membuka ruang inovasi. OJK berkomitmen menjaga keseimbangan antara stabilitas sistem dan pengembangan produk keuangan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Stabilitas ini juga menjadi sinyal positif bagi investor dan pelaku usaha. Dengan ekosistem yang sehat, Indonesia diharapkan dapat mempertahankan momentum pertumbuhan sekaligus memperkuat posisinya sebagai tujuan investasi yang menarik di kawasan.
Mahendra menutup dengan keyakinan bahwa kerja sama semua pihak akan membawa sektor keuangan Indonesia semakin tangguh. “Kami terus berupaya menjaga kepercayaan masyarakat. Stabilitas ini adalah hasil kerja bersama, dan akan terus kami pertahankan demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujarnya. (han)