Kanal24, Malang – Ketidakpastian ekonomi global mendorong banyak orang untuk panik dan mengambil keputusan keuangan secara tergesa-gesa. Dalam situasi seperti ini, para pakar keuangan mengingatkan pentingnya tetap berpikir jernih. Hal tersebut menjadi sorotan dalam diskusi bertajuk “Jangan Biarkan Ketakutan Kendalikan Keputusan Finansialmu” yang digelar oleh CNBC pada Selasa (14/10/2025). Acara ini menghadirkan sejumlah ahli, termasuk Chief Investment Officer Northwestern Mutual, Brent Schutte, dan perencana keuangan Aja Evans, yang menekankan pentingnya mengelola emosi sebelum mengambil keputusan finansial besar.
Ketidakpastian Global dan Kepanikan Investor
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas, bersamaan dengan penutupan sebagian aktivitas (shutdown) pemerintahan AS sejak 1 Oktober lalu. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran besar di pasar global. Harga saham dan obligasi bergejolak, sementara emas menjadi satu-satunya aset yang menunjukkan tren positif.
Baca juga:
UMP 2026 Masih Dibahas, Pemerintah Jaga Daya Beli Pekerja
Namun, menurut Schutte, kepanikan semacam itu justru dapat membawa kerugian lebih besar. “Wajar jika orang mulai meragukan keputusan keuangan mereka ketika muncul ketidakpastian, tetapi bereaksi karena rasa takut sering kali lebih merugikan daripada menguntungkan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa fluktuasi pasar akibat shutdown bersifat sementara, dan sejarah menunjukkan pasar selalu mampu pulih dalam jangka panjang.
Mengelola Emosi Sebelum Bertindak
Perencana keuangan Aja Evans menekankan bahwa keputusan finansial yang diambil saat seseorang berada dalam kondisi emosional tinggi kerap berujung pada penyesalan. “Hindari pengambilan keputusan finansial jika kamu sedang merasa sangat cemas, kesulitan menenangkan diri, atau merasa seperti kehilangan kendali,” jelasnya.
Evans menyarankan agar individu menenangkan diri terlebih dahulu dengan melakukan aktivitas sederhana dan tanpa biaya, seperti berjalan santai di luar rumah, berbincang dengan keluarga, atau sekadar menonton tayangan yang menghibur. Aktivitas seperti ini dapat membantu menurunkan tingkat stres dan mengembalikan kejernihan berpikir.
Menyelesaikan Siklus Stres
Evans memperkenalkan konsep “menyelesaikan siklus stres” sebelum mengambil keputusan finansial. Menurutnya, stres yang tidak terselesaikan bisa memicu tindakan impulsif. Ia menyarankan teknik sederhana seperti pernapasan dalam, meditasi, atau aktivitas yang menenangkan untuk menormalkan kondisi mental.
“Saya tidak ingin siapa pun mengambil keputusan finansial secara gegabah hanya karena merasa sedang dalam krisis, padahal mungkin situasinya tidak seburuk yang mereka bayangkan,” ujarnya. Menurut Evans, langkah kecil seperti menunda keputusan selama beberapa hari dapat memberikan perbedaan besar terhadap hasil finansial seseorang di masa depan.
Tetap Tenang dan Fokus pada Jangka Panjang
Meski gejolak ekonomi global menimbulkan kekhawatiran, para ahli sepakat bahwa strategi terbaik adalah tetap tenang dan berfokus pada tujuan jangka panjang. Schutte mengingatkan bahwa pasar saham selalu memiliki siklus naik-turun yang wajar. “Sejarah menunjukkan bahwa kepanikan hanya memperburuk keadaan. Investor sebaiknya menjaga konsistensi dengan rencana investasi mereka dan tidak terlalu sering memantau pergerakan pasar,” katanya.
Jika seseorang merasa perlu meninjau kembali rencana keuangannya, berkonsultasi dengan pakar keuangan profesional menjadi pilihan bijak. “Mereka dapat membantu Anda membuat perubahan yang tepat dan bermanfaat untuk jangka panjang,” tambah Schutte.
Dalam dunia finansial yang penuh ketidakpastian, satu hal yang pasti adalah pentingnya kendali diri. Menurut para pakar, keputusan terbaik sering kali diambil bukan dalam kepanikan, melainkan dalam ketenangan. (nid)