Kanal24, Malang – Sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, Universitas Negeri Malang (UM) telah bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) sejak November 2021. Status ini membuka peluang besar, namun juga menghadirkan tantangan baru, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya dan usaha. PTNBH tidak lagi hanya bergantung pada anggaran pemerintah, melainkan dituntut untuk mengembangkan unit usaha mandiri demi mencapai kemandirian finansial dan peningkatan kualitas layanan pendidikan.
Kepada Kanal24 Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya dan Usaha UM, Prof. Dr. Puji Handayati, S.E., Ak, M.M., CA., CMA., memaparkan berbagai langkah strategis yang dilakukan UM dalam mencapai tujuan tersebut.
Efisiensi dan Optimalisasi Aset: Kunci Kemandirian Finansial
Sebagai langkah awal setelah beralih ke PTNBH, Prof. Puji Handayati menjelaskan bahwa UM fokus pada efisiensi dalam pengelolaan anggaran.
“Ketika berbicara tentang kemandirian ekonomi, hal pertama yang kami lakukan adalah efisiensi,” ujarnya (18/9/2024). Hal ini penting karena sebagai PTNBH, UM dituntut untuk tidak hanya bergantung pada anggaran yang bersumber dari pemerintah.
Selain itu, optimalisasi aset juga menjadi salah satu strategi utama. “Kami mengidentifikasi aset-aset yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, seperti Graha Cakrawala, asrama, serta aula dan ruang pertemuan. Semua ini kami maksimalkan untuk mendatangkan income bagi UM,” jelas Prof. Puji.
Optimalisasi aset menjadi tulang punggung dalam menghasilkan pendapatan tambahan bagi kampus, dengan harapan dalam jangka panjang, UM dapat mengurangi ketergantungan terhadap biaya kuliah mahasiswa sebagai sumber pendapatan utama.
Pembentukan Unit Usaha Mandiri
Untuk memastikan keberlangsungan usaha yang kuat, UM mendirikan Badan Pengembangan Usaha dan Dana Abadi (BPUDA). Salah satu unit usaha yang dikembangkan adalah PT Cakra Semesta.
Perusahaan ini terus memperkuat kiprahnya dalam mendukung berbagai aktivitas kampus. Beragam usaha yang dikelola PT Cakra Semesta telah memberikan kontribusi signifikan, terutama melalui pengelolaan kebutuhan food and beverage di lingkungan UM melalui unit usaha Bristovia.
Tak hanya itu, PT Cakra Semesta juga berperan penting dalam penyediaan peralatan perkantoran (ATK) serta berbagai merchandise yang dibutuhkan oleh kampus.
Dengan cakupan usaha yang terus berkembang, PT Cakra Semesta menjadi salah satu pilar kemandirian ekonomi UM dalam statusnya sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Selain itu Universitas Negeri Malang juga mulai memanfaatkan hasil riset dosen untuk dikembangkan menjadi produk komersial.
“Kami juga mulai mengembangkan hilirisasi hasil penelitian dosen, seperti solar cell yang digunakan di kampus, serta air mineral berbasis air hujan yang sudah dipatenkan,” ungkap Prof. Puji.
Meski usaha ini masih dalam tahap rintisan, tetapi diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan.
Kemitraan dengan Dunia Usaha dan Swasta
Selain pengembangan internal, UM juga aktif menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan industri (Dudi). “Kami sudah bermitra dengan perusahaan seperti Nippon Paint, serta beberapa perusahaan di Mojokerto dan pemerintah daerah untuk produk-produk teknik dan vokasi,” kata Prof. Puji. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperkuat relevansi dan kualitas pendidikan yang diberikan oleh UM.
Menjaga Akses Pendidikan Terjangkau
Salah satu kekhawatiran yang sering muncul dengan status PTNBH adalah potensi kenaikan biaya kuliah. Namun, Prof. Puji menegaskan bahwa UM tetap berkomitmen memberikan akses pendidikan yang terjangkau.
“Kementerian sudah mengatur bahwa kami harus menyediakan 20% slot untuk golongan 1 dan 2, dengan biaya kuliah yang sangat terjangkau,” jelasnya.
Selain itu, sebanyak 500 mahasiswa setiap tahunnya mendapatkan beasiswa berupa pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Sumbangan Pengembangan Sarana Akademik (SPSA) dari universitas. Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa yang memenuhi kriteria prestasi akademik maupun non-akademik, serta mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi.
UM juga menyediakan beasiswa melalui program Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) yang dikelola oleh Masjid Al-Hikmah. Setiap tahun, sebanyak 50 mahasiswa memperoleh bantuan pembayaran UKT dari dana ZIS, sebagai bentuk kepedulian universitas terhadap mahasiswa yang memerlukan bantuan finansial tambahan. Dengan berbagai skema beasiswa ini, UM berupaya memastikan bahwa setiap mahasiswa berkesempatan untuk meraih pendidikan tinggi tanpa terkendala biaya.
Melalui berbagai strategi yang telah dijalankan, Prof. Puji optimis bahwa UM akan terus berkembang menjadi salah satu perguruan tinggi rujukan di tingkat nasional maupun internasional.
“Kami terus meningkatkan kompetensi dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan, serta memperkuat program internasionalisasi. Tujuan kami adalah menjadikan UM kampus yang sehat dan berdaya saing global,” tutupnya.
Melalui strategi efisiensi, optimalisasi aset, dan pengembangan unit usaha, UM tengah berupaya mengukuhkan posisinya sebagai perguruan tinggi yang mandiri dan berkelanjutan dalam memberikan layanan pendidikan berkualitas tinggi di Indonesia. (din/shil)