Artificial Intelligence (AI) berkembang lebih dari yang kita ekspektasikan, terutama saat kita berada di era pandemi Covid-19. Inovasi digital yang diakselerasikan oleh pandemi Covid-19 telah menempatkan AI tepat di sentra operasi bisnis berbagai organisasi. Namun, apakah kisa siap memasuki tren terkini dalam AI?
Hal ini yang menjadi tema diskusi dalam Studium Generale antara Universitas Brawijaya dan Asia eUniversity yang diselenggarakan oleh Program Studi Teknologi Informasi Departemen Industri Kreatif & Digital Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya yang dibawakan oleh Dekan, Sekolah Sains dan Teknologi Asia eUniversity, Profesor Dr. Titik Khawa Abdul Rahman.
“Kita telah mengalami empat revolusi industri. Pertama, tenaga air mekanisme, tenaga uap. Kedua, produksi massal, jalur perakitan, listrik. Ketiga, komputer dan otomatisasi. Dan yang keempat, Sistem fisik siber,” kata Dean, Sekolah Sains dan Teknologi Asia eUniversity, Profesor Dr. Titik Khawa Abdul Rahman.
Pertama, mekanisasi. Pada masa ini, mesin menggantikan hewan dan tenaga kerja manual. Revolusi ini terjadi pada akhir abad ke-18 menuju awal abad ke-19.
Kedua, produksi massal. Pada revolusi ini terjadi manufaktur massal, mesin dan proses dan terjadi pada akhir abad 19 menuju abad ke-21.
Ketiga, revolusi digital dan globalisasi. Revolusi ini menggantikan analog ke teknologi digital internet dan world wide web (wwww), globalisasi. Revolusi ini terjadi pada paruh kedua abad ke-20 awal abad ke-21.
Dan keempat, ada revolusi otomatisasi, analisis, dan Internet of Things (IoT). Pada masa ini, perangkat cyber-fisik, analitik, dan IoT dan terjadi pada abad ke-21 hingga belum diketahui sampai kapan.
Kemajuan dalam AI atau Kecerdasan Buatan, Mata Uang Kripto, Bioteknologi, dan IoT mengubah masyarakat dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Menurut Profesor Titik, Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan adalah sistem komputer untuk meniru fungsi kognitif manusia hingga pembelajaran dan pemecahan masalah.
Pada presentasi yang disampaikan oleh Profesor Titik. Ia juga menjelaskan tentang Machine Learning (ML) atau Pembelajaran Mesin. ML merupakan proses menggunakan model data matematika untuk membantu komputer belajar tanpa instruksi secara langsung. Ini dianggap sebagai bagian dari AI. Pembelajaran mesin menggunakan algoritma untuk mengidentifikasi pola dalam data dan pola tersebut kemudian digunakan untuk membuat model data yang dapat membuat prediksi. Dengan peningkatan data dan pengalaman, hasil pembelajaran mesin lebih akurat.