KANAL24, Malang – Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) dipercaya menjadi pusat unggulan dalam mengimplementasikan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MB KM) dari Dirjen Dikti bagi perguruan tinggi dan prodi di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Jurusan Sosial Ekonomi FP UB, Hery Toiba, SP., MP.,Ph.D pada Sosialisasi dan Workshop Pendampingan Best Practices MB KM PS Agribisnis FP UB kepada Insan Dikti Indonesia, Selasa – Rabu (8-9/6) secara daring.
Hery menuturkan, kegiatan tersebut terselenggara berkat hibah program bantuan Program Studi menjadi Center of Excellence (CoE) MB KM. Hibah ini merupakan hibah kedua kalinya yang diterima PS Agribisnis. Sebelumnya, telah diterima hibah Program Studi Menerapkan Kerja Sama Kurikulum MB KM pada bulan Agustus tahun 2020 lalu.
“Keberhasilan capaian luaran hibah pertama dapat mengantarkan PS Agribisnis untuk implementasi program MB KM pada semester genap 2020/2021,”ujarnya.
Sebagai informasi, upacara pemberangkatan 202 mahasiswa PS Agribisnis MB KM telah dilaksanakan pada 12 Februari 2021 lalu. Sementara untuk pembukaan program MB KM Fakultas Pertanian semester genap telah dilaksanakan pada 18 Februari 2021.
Adapun 6 bentuk merdeka yang dipilih mahasiswa, yakni magang sebanyak 172 mahasiswa ke 30 mitra industri, perbankan, baik swasta maupun dinas pemerintahan ; pertukaran mahasiswa 1 orang ke Kyungpook National University Korea ; kewirausahaan sejumlah 6 orang yang dibimbing oleh mitra usaha sejenis dengan skala usaha yang lebih tinggi ; asistensi mengajar dipilih oleh 4 mahasiswa ke SMPN dan SMA Islam Terpadu di Malang ; research dipilih oleh 2 orang ke Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan dan bentuk membangun desa melalui proyek BUMDES sebanyak 23 mahasiswa di Kabupaten Malang.
Terpilih sebagai best practices program MB KM, PS Agribisnis tidak ingin menjadi menara gading, oleh karena itu pada sosialisasi yang berlangsung selama dua hari ini, Agribisnis FP UB turut mengundang beberapa pihak. Pendaftar pada sosialisasi ini terhitung sebanyak 735 insan dikti yang terdiri dari 63 persen pejabat setingkat wakil rektor, wakil dekan, ketua jurusan, ketua PS, ketua jaminan mutu, tim kurikulum, ketua laboratorium, ketua Lembaga Sertifaksi Profesi, serta 37 persen dosen.
“Undangan ini memang kami tujukan untuk para pejabat di lingkungan universitas, fakultas jurusan dan PS, dikarenakan implementasi MB KM tidak akan bisa berjalan tanpa dukungan dari pemegang kebijakan,” kata Hery.
Lanjutnya, adapun rincian peserta yang mendaftar, berasal dari 201 universitas terdiri dari 65 PS, yang mana 68 persen adalah PS Agribisnis sedangkan 32 persen adalah PS lain mulai dari teknik, sosial hingga bahasa. Perguruan Tinggi yang hadir pun tersebar dari Aceh hingga bumi cendrawasih Papua, baik PTN seperti IPB, UGM, Undip, UNS, Unila, Unpad, Universitas Sam Ratulangi, dan juga beberapa PTS.
“Metode advokasi yang akan kami adakan adalah dua macam yaitu sosialisasi dan pendampingan, secara luring dan daring, mengingat masih dalam kondisi pandemi COVID-19. Sosialisasi dilakukan 2 hari ini dan pendampingan kepada PS yang mendaftar seperti Unpad, Universitas Borneo Tarakan, UNS, UPN, UB, Universitas Tulungagung dan Universitas Yudarta akan dilakukan minggu depan secara luring,” jelas dosen 49 tahun tersebut.
Hery berharap sharing pengalaman design MB KM hingga proses pelaksanaan ini dapat menjadi inspirasi bagi insan dikti di Indonesia, supaya di semester mendatang sudah dapat melaksanakan MB KM secara serentak. Selain itu, lulusan perguruan tinggi dapat merasakan manfaat MB KM dalam kesiapannya di dunia kerja atau industry. (Meg)