KANAL24, Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menginformasikan, perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Cargill, memiliki rencana perluasan dan investasi baru dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang di Indonesia senilai USD350 juta.
Bahlil menjelaskan bahwa rencana investasi tersebut terdiri atas perluasan usaha USD50 juta, pabrik pengolahan jagung di Jawa Timur senilai USD100 juta yang akan beroperasi secara komersial pada awal 2022. Selain itu pembangunan fasilitas kilang minyak kelapa sawit di Lampung senilai USD200 juta yang telah dimulai dan ditargetkan selesai dibangun pada akhir 2022.
“Kami mengapresiasi kehadiran Cargill yang sudah cukup lama di Indonesia dan telah berkontribusi memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Tim Kementerian Investasi siap membantu merealisasikan rencana investasi Cargill selanjutnya,” ujar Bahlil dalam keterangannya, Kamis (15/7).
Munculnya minat investasi dari Cargill tidak lepas dari peran pemerintah dalam melakukan perubahan fundamental dari sisi regulasi dengan pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) yang merupakan gabungan dari 79 Undang-Undang. Adanya UUCK ini menjadikan jaminan bahwa iklim investasi Indonesia akan semakin kondusif.
“BKPM juga sudah menjadi Kementerian dan mendapat kewenangan penuh untuk menerbitkan perizinan berusaha secara terpusat. Hal ini dalam rangka memberikan kepastian, kemudahan, efisiensi, dan transparansi,” kata Bahlil membuka diskusi.
Sementara itu, Ambassador David Nelson selaku perwakilan dari Cargill memaparkan bahwa Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia menjadi tujuan investasi yang sangat atraktif. Bagi perusahaan yang bergerak di sektor hulu – hilir di sektor pertanian ini berharap peran aktif dari pemerintah Indonesia agar minat investasinya bisa terealisasi dengan lancar.
David juga mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam melakukan terobosan regulasi untuk kemudahan investasi. Cargill selama ini bekerja sama erat dengan pengusaha lokal dan industri menengah kecil untuk menjalankan aktifitas bisnisnya. Komitmen ini juga akan terus dilakukan pada investasi baru nanti.
“Inovasi dalam simplifikasi peraturan, transparansi, dan percepatan perizinan merupakan hal-hal penting dalam perizinan berusaha dan menjadi isu kunci untuk menggerakkan investasi, khususnya dalam peringkat Ease of Doing Business (EoDB),” ucap David.(sdk)