KANAL24, Malang – Aplikasi belanja e-Pasar Malang yang saat ini dikenal sebagai aplikasi belanja B2C (business to customer), mulai merambah memfasilitasi B2B (business to business). Hal ini tentu untuk menjaga stabilitas harga di pasaran. B2B akan memudahkan pedagang sayur untuk mendapatkan barang secara kontinyu dengan harga terjangkau dan barang yang masih segar.
“Produk-produk pertanian sering menjadi korban manipulasi harga, terutama di sisi penyaluran produknya. Hal ini membuat kesenjangan harga yang luar biasa sering terjadi di pasar komoditas ini,” jelas Wakil Ketua bidang Perdagangan dan Distribusi KADIN Kota Malang, Dicky Sulaiman melalui rilisnya Selasa (8/6/2021).
Dikatakan Dicky, kehadiran e-Pasar diharapkan bisa menjaga dinamika supply-demand produk pertanian agar lebih stabil dan tidak merugikan salah satu pihak.
Ada beberapa harga produk sayuran yang bisa mencapai 10 kali lipat saat di tangan konsumen. Bagi Dicky, hal itu sudah melebihi batas kewajaran. “Harga di petani ditekan habis, sementara dompet konsumen mendapatkannya dengan harga tinggi sekali,” ujarnya.
Pernyataan Dicky diamini oleh Wakil Kelompok Tani Kedungrejo, Rudy Atmoko yang menjelaskan, aplikasi e-Pasar dalam hal ini memfasilitasi petani untuk membuka lapaknya di level harga distributor. Dengan adanya pematasan kuota minimal pembelian di e-Pasar, diharapkan end-user akan dibatasi agar tidak langsung membeli di harga grosir.
“Mekanismenya, pembeli grosiran memesan secara pre-order melalui e-Pasar, kemudian kami antar langsung ke pasar yang ditunjuk di pagi harinya,” kata Rudy Atmoko.
Kehadiran Kelompok Tani Kedungrejo sebagai pelapak di aplikasi e-Pasar merupakan pionir dari sisi produsen langsung dan pedagang grosir. Kehadiran grosir di e-Pasar ditarget dapat meringankan beban pedagang kecil seperti pedagang sayur keliling yang waktunya sudah habis untuk operasional menjajakan dagangannya.
“Mlijo keliling dan pedagang sayur kecil di pasar-pasar kami harap bisa menikmati fasilitas manfaat dari e-Pasar ini,” tutur Rudy.
e-Pasar Malang telah diluncurkan pada 4 Juli 2020 di Pasar Oro-oro Dowo. Aplikasi ini sebagai terobosan baru untuk mewujudkan physical distancing di tengah pandemi dengan berbelanja melalui sistem online dengan biaya cukup murah.
Langkah ini juga sebagai upaya menjawab pergerakan ekonomi di tengah pandemi. Pembeli tidak perlu jauh-jauh datang ke pasar karena cukup memanfaatkan gadget untuk memesan barang yang akan dibeli. Hingga saat ini, sekitar 35 pedagang terdaftar di aplikasi e-Pasar Malang. (sdk)