KANAL24, Jakarta – Emiten perbankan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil meraih laba bersih sebesar Rp12,5 triliun pada kuartal II 2021. Capaian tersebut menunjukkan pertumbuhan 21,45% secara year on year (YoY).
Dirut BMRI Darmawan Junaidi mengatakan, berkat inisiatif ekspansi digital serta strategi penyaluran kredit yang prudent, pihaknya akhirnya berhasil memperbaiki kinerja perseroan pada triwulan II-2021. “Setelah setelah sempat terdampak dari pelemahan ekonomi nasional akibat pandemi covid-19,” kata Darmawan dalam konferensi pers virtual, Kamis (29/7).
Darmawan menjelaskan, membaiknya kinerja finansial Bank Mandiri tercermin dari pertumbuhan laba bersih yang terutama disokong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 21,50% YoY menjadi Rp 35,16 triliun, serta pertumbuhan pendapatan berbasis jasa (fee based income) sebesar 17,27% YoY menjadi Rp 15,94 triliun.
“Kami memandang tren pertumbuhan ini sebagai sinyal positif bahwa permintaan masih ada diharapkan akan terus meningkat. Namun, kami akan tetap waspada dalam mengeksekusi rencana bisnis ke depan,” ujar Darmawan.
Dari aspek intermediasi perbankan, Bank Mandiri mencetak pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 16,4% secara YoY menjadi Rp 1.014,3 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh segmen wholesale banking yang tercatat tumbuh 7,13% YoY menjadi Rp 534,2 triliun per akhir kuartal II 2021. Sementara pembiayaan ke segmen UMKM tercatat naik 20,1% YoY menjadi Rp 98,3 triliun hingga kuartal II 2021.
Penyaluran kredit tersebut dilakukan secara prudent kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat sehingga menghasilkan kualitas kredit yang cukup baik dengan rasio NPL Gross sebesar 3,08%, turun 21 bps dari triwulan II tahun lalu. “Capaian ini juga diikuti dengan inisiatif untuk terus membentuk coverage ratio di level yang konservatif di kisaran 221,87% meningkat 26,35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” tambah Darmawan.
Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), DPK Bank Mandiri secara konsolidasi hingga kuartal II 2021 tumbuh 19,73% YoY menjadi Rp1.169,2 triliun, dengan komposisi dana murah sebesar 68,49% atau mencapai Rp800,8 triliun. Pertumbuhan dana murah terutama di dorong oleh pertumbuhan giro (bank only) sebesar 40,9% YoY di triwulan II 2021.
“Keberhasilan kami menjaga tren pertumbuhan dana murah ini juga ikut menekan biaya dana atau cost of fund (CoF) Bank Mandiri secara YtD (bank only) menjadi 1,71% turun dari level 2,53% pada akhir tahun lalu,” tegas Darmawan.(sdk)