KANAL24, Bojonegoro – Indonesia diprediksi bertengger di posisi ke-4 negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2050. Program OPOPJatim dengan produk-produk halalnya, dinilai mampu menjadi bagian dari kekuatan ekonomi tersebut.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, peluang bisnis halal industri dunia saat ini sangat terbuka lebar. Potensi Indonesia sebagai pasar atau muslim consumer terbesar di dunia perlu dioptimalkan, salah satunya dengan mendorong Indonesia menjadi produsen produk halal.
“Saat ini Jatim menuju regional ekonomi syraiah terbesar di Indonesia yang mengintegrasikan sektor keuangan dengan sektor riil berbasis ekonmi rakyat,” terang Gubernur Khofifah saat kegiatan Silaturahmi Pondok Pesantren dan peserta program OPOP Jawa Timur di Ponpes Al Fatimah Bojonegoro, Minggu (6/6/2021).
Indonesia kini masuk dalam top 15 negara ekonomi islam dunia dilihat dari beberapa indikator. Antara lain, indikator top 10 halal food, top 10 modest and fashion, top 10 Silamic Finance, dan top 10 muslim friendly travel.
Industri halal perlu dikembangkan. Data terikini, populasi muslim dunia tercatat 1,9 miliar atau 24 persen dari populasi dunia. Sementara untuk halal ekonomi dunia tercatat sebesar 2,2 triliun Dollar AS. Prediksi kenaikan ini sebesar 5,2 persen per tahun dan diperkirakan mencapai 3,2 triliun Dollar AS di tahun 2024.
Diungkapkan Gubernur, adapun urgensi jaminan produk halal dipandang perlu, karena, pertama, jaminan halal diakui oleh Word Trade Organization (WTO). Kedua, populasi muslim di tahun 2030 sebesar 2,158 M atau 26 persen dari populasi dunia.
Ketiga, pasar produk halal Asia PAsifik sebesar 62 persen, Afrika 15 persen, Timur Tengah 20 persen dan Eropa sebesar 3 persen. Keempat, halal sudah menjadi gaya hidup masyarakat global dan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.
“Seperti yang disampaikan Pak Wapres Makruf, pesantren memiliki posisi strategis, yakni sebagai lembaga pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat. Dalam fungsi pemberdayaan masyrakat, pesantren berorientasi pada peningkatan kesejahteraan pesantren dan masyarakat,” tuturnya.(sdk)