Kanal24, Tulungagung – Melalui dana pembiayaan dari Asian Development Bank (ADB), Tim Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) bersama mitra yang terdiri dari Politeknik Kesehatan (Poltekes) Malang, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan BKPK Kemenkes terus mengembangkan kajian dalam upaya perbaikan dan menekan tingginya angka stunting yang hingga saat ini masih menjadi permasalahan di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Dr. Diajeng Setya wardani, M. Kes., selaku Ketua Tim Peneliti menyampaikan laporan terkait peran sinergisitas unsur triple-helix (stakeholder, akademisi dan komunitas) dalam pencegahan dan penurunan stunting di Kab Tulungagung yang langsung diterima oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tulungagung di Victoria Ballroom, Crown Victoria Hotel, Tulungagung (13/9/2022).
“Saat ini Kabupaten Tulungagung menduduki angka prevalensi terendah di seluruh Kabupaten di Jawa Timur.” ungkap Dr. Diajeng.
“Penelitian kami dilaksanakan di dua tempat yakni Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung. Penelitian juga memotret hal peran unsur triple-helix dalam pencegahan stunting di dua kabupaten yang memiliki karakteristik berbeda ini. Adapun pelaksanaan penelitian kami, yaitu dimulai pada bulan Mei – September 2022, dan Alhamdulillah hari ini kami sudah sampai di akhir serangkaian kegiatan penelitian kami yaitu dalam acara Diseminasi Hasil Penelitian ini.” imbuhnya.
Dokter dan juga dosen yang kini menjabat sebagai Sekretaris Departemen Kebidanan FKUB ini mengungkapkan bahwa penelitian ini juga melibatkan Ibu-ibu dengan balita stunting maupun non stunting di lima desa yang berada di wilayah Kecamatan Pagerwojo, Gondang, Sumbergempol, Kauman dan Bandung.
“Kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Ibu kepada Bappeda – Pemkab Tulungagung yang telah banyak membantu kami dan menfasilitasi kami untuk bisa bertemu dengan rekan – rekan dari OPD (Dinkes, DPMD, Dinas KB dan PPA serta dinas yang lain), organisasi profesi, Ormas, anggota tim pengerak PKK, serta memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan pembagian kuesioner.” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama hadir Ketua Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Kabupaten Tulungagung, Siyuk Rihayati Maryoto Birowo yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim peneliti atas terpilihnya Kabupaten Tulungagung sebagai lokasi penelitian.
“Semoga hasil penelitian ini akan memberikan manfaat dan motivasi bagi kami untuk terus memperkuat lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting dan dapat melanjutkan Kerjasama kedepan dengan FKUB dalam pencegahan dan pennurunan stunting di Kab Tulungagung.” ujarnya.
Berdasarkan data survei status gizi di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2021, prevalensi stunting nasional sebesar 24, 4% yang masih jauh dari target tahun 2024 yaitu sebesar 14%.
Ketua TP-PKK kemudian mengungkapkan, Pemkab Tulungagung menargetkan prevalensi stunting pada akhir periode RPJMD ditahun 2023 sebesar 4,97% dan capaian angka prevalensi stunting cenderung menurun yakni 5,51 % pada tahun 2021 menjadi 4,52% ditahun 2022.
“Untuk itu peran Tim Pengerak PKK sangat penting sebagai lini terdepan di tengah masyarakat.” kata Ibu Bupati yang juga lulusan Poltekes Malang ini.
Istri orang nomor 1 di Tulungagung ini mengatakan bahwa pihaknya melakukan tindakan pencegahan stunting dengan menjalankan program terpadu, yang melibatkan lintas sektoral, termasuk kader PKK terbaik dari tingkat desa, kacamatan, kabupaten serta unsur lain seperti ormas, akademisi, organisasi Profesi, dunia usaha dan industri serta media massa.
“Kami menyatakan siap berkomitmen dan mendukung terus secara penuh upaya pemerintah dalam mempercepat penurunan stunting di Indonesia, khususnya di kabupaten Tulungagung.” tegasnya.