Kanal24, Malang – Di tengah meningkatnya tuntutan produktivitas industri, kasus nyeri punggung bawah (low back pain) menjadi ancaman nyata bagi pekerja di berbagai sektor. Aktivitas mengangkat dan memindahkan beban yang dilakukan berulang kali tanpa memperhatikan prinsip ergonomi terbukti menjadi salah satu penyebab utama cedera kerja. Di sinilah pentingnya kesadaran akan keselamatan kerja berbasis sains.
Menjawab kebutuhan tersebut, Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Aplikasi Revised NIOSH Lifting Equation: Risk Assessment Tools for Low Back Pain” pada Jumat (31/10/2025) secara daring. Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Visiting Lecturer Batch 5 Skema D, hasil kolaborasi antara Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Airlangga (Unair).
Program ini diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Amd.Hyp., S.T., M.Kes., IPU., ASEAN.Eng. dari Departemen Teknik Industri FT UB. Acara menghadirkan Tofan Agung Eka Prasetya, Ph.D, dosen bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, sebagai narasumber utama.
Pentingnya Analisis Risiko untuk Cegah Cedera Kerja
Dalam sambutannya, Prof. Qomariyatus menegaskan bahwa kuliah tamu ini memiliki urgensi tinggi karena sebagian besar pekerja masih belum memahami risiko biomekanik akibat aktivitas manual seperti mengangkat dan memindahkan barang.
“Pekerjaan yang melibatkan aktivitas angkat-mengangkat sering dianggap sederhana, padahal berisiko tinggi terhadap cedera punggung bawah jika tidak dilakukan dengan prinsip ergonomi yang tepat. Melalui kuliah ini, kami ingin membekali mahasiswa dan praktisi dengan alat analisis ilmiah agar risiko bisa ditekan sejak tahap perancangan kerja,” ujarnya.
Menurutnya, kesadaran ergonomi perlu ditanamkan sejak bangku kuliah agar calon insinyur memahami pentingnya perancangan sistem kerja yang manusiawi dan aman. Program ini juga menjadi bagian dari komitmen UB untuk memperkuat pembelajaran berbasis riset dan keselamatan kerja.
Penerapan Revised NIOSH Lifting Equation di Lapangan
Dalam paparannya, Dr. Tofan Agung Eka Prasetya menjelaskan penerapan Revised NIOSH Lifting Equation (RNLE) sebagai alat penilaian risiko kerja yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor risiko pada aktivitas manual material handling (MMH) — seperti mengangkat, memindahkan, atau menurunkan beban.
“Pendekatan RNLE membantu kita menilai seberapa aman suatu tugas pengangkatan berdasarkan variabel tugas seperti berat beban, jarak, tinggi, frekuensi, dan postur kerja. Dari perhitungan itu, kita bisa menentukan Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) untuk mengetahui tingkat risiko terhadap low back pain,” jelasnya.
Ia juga memaparkan cara mengolah dan memvisualisasikan hasil analisis RNLE dengan pendekatan statistik, yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan di tempat kerja. Dengan metode ini, perusahaan dapat memodifikasi tata letak kerja, merancang alat bantu angkat yang sesuai, serta menentukan batas beban aman bagi pekerja.
“Kita tidak hanya bicara pencegahan cedera, tapi juga peningkatan efisiensi. Pekerja yang sehat akan lebih produktif, dan itu berdampak langsung pada performa industri,” tambahnya.
Kolaborasi Riset dan Publikasi Internasional
Selain sesi kuliah, kegiatan ini juga menghasilkan kolaborasi riset antara UB dan Unair. Kolaborasi ini menargetkan publikasi ilmiah bersama di jurnal internasional terindeks Scopus. Program Visiting Lecturer sendiri merupakan bagian dari strategi UB untuk memperkuat kualitas akademik dan memperluas jejaring riset antaruniversitas.
Prof. Qomariyatus menegaskan bahwa kegiatan seperti ini menjadi ruang kolaboratif yang mempertemukan akademisi, praktisi, dan mahasiswa dalam satu forum ilmiah dinamis.
“Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen UB untuk menciptakan ruang kolaboratif lintas kampus. Kami ingin mahasiswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya untuk menjawab tantangan keselamatan kerja di dunia industri modern,” ujarnya.
Melalui kegiatan daring yang diikuti mahasiswa dan civitas akademika dari berbagai fakultas, kuliah tamu ini menegaskan peran UB sebagai institusi yang aktif mendorong pendidikan berbasis riset, inovasi, dan keselamatan kerja.
Dengan pendekatan ilmiah terhadap isu ergonomi, UB berupaya mencetak lulusan yang tak hanya ahli secara teknis, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap kesehatan dan keselamatan manusia di lingkungan kerja.(Din)
