KANAL24, Belu – Program unggulan Doktor Mengabdi UB tidak hanya menjangkau kawasan Jatim saja namun juga merambah hingga kawasan perbatasan RI. Salah satunya adalah dengan membidik potensi terbaik dari sebuah wilayah sehingga dapat menjadi rujukan utama untuk mengembangkan sosiopreneurship di Desa Sadi, Kecamatan Tasifesto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
Ketua pelaksana program Prof. Woro Busono (Fapet), Prof Sucik Maylinda (Fapet), Prof Ruslan (FTP), dan Dr. Rozikin (FIA) UB menggandeng mitra Kelompok Tani Sinar Harapan berperan sebagai penyuluh swadaya guna mendampingi komunitas peternakan dan pertanian dalam mengelola usahanya di Desa Sadi, NTT.
“Natural asset memiliki nilai 86,7% yakni masyarakat Sadi memiliki lahan pertanian dengan komoditas terbanyak adalah jambu mete. Dengan melihat nilai natural asset tersebut, tim melakukan pelatihan pengolahan jambu mete menjadi produk komersil diantaranya kacang mete mentah kemasan, makanan ringan kacang mete panggang dan selai kacang mete” ujar Prof Woro dalam penjelasan tertulisnya kepada kanal24.co.id Jum’at (20/11/2020)
Selama pandemic covid19 ini, tim melakukan pelatihan berbasis teknologi yang dilaksanakan secara online (e-learning) dengan dibantu oleh fasilitator/pengajar lapangan. Tim DM telah melaksanakan pengolahan komoditas unggulan jambu mete menjadi produk komersil seperti kacang mete mentah kemasan, kacang mete panggang, dan selai kacang mete.
Produk olahan tersebut dikemas menggunakan pengemasan vakum. Selain itu tim DM melakukan pelatihan komunitas menggunakan e-learning dengan learning management system pada website komunitas Sinar Harapan. Materi disampaikan melalui video dan narasi penjelasan. Pelaksanaan pelatihan dibantu oleh fasilitator/pengajar lapang pada kegiatan praktik. Lalu tim juga melakukan pengembangan promosi online komunitas mitra berbasis website. (sdk)