Kanal24, Malang – Terapi paliatif merupakan terapi yang sangat manusiawi dan menjadi ciri khas ilmu kedokteran. pernyataan ini disampaikan oleh Dr. Shinta Oktya Wardhani, Sp.PD-KHOM saat menjadi narasumber pada Idjen Talk Malang Raya Bebas Nyeri Dalam Rangka Hari Paliatif Sedunia, Rabu (6/10/2021).
Lanjutnya, terkadang perkembangan dan kemajuan teknologi kedokteran dalam bidang diagnostik dan terapi seringkali membuat para dokter lupa akan aspek humanity di pasien. Terapi paliatif ini diberikan terus menerus. Mulai dari diagnosis ditegakkan sampai akhir hayat dan tidak berhenti di situ saja karena tetap diberikan dukungan terhadap keluarga meski pasien sudah meninggal.
“Pusat perhatian pada terapi paliatif adalah pasien. Penatalaksanaannya pasien tidak hanya fokus pada penyakit yang diderita. Melainkan juga penanganannya meluas pada keluarga,” ungkapnya.
Pada terapi paliatif terlihat jelas tidak hanya fisik yang ditangani, tetapi aspek lain juga. Seperti psikologis, sosial, spiritual juga diatasi. Oleh karena itu, metode pendekatan yang terbaik untuk terapi paliatif adalah melalui pendekatan terintegrasi, dengan mengikutsertakan profesi yang terkait sehingga pelayanan yang diberikan pada pasien dan keluarga bersifat paripurna. Profesi yang dimaksud seperti dokter, perawat, terapis, petugas sosial medis, psikolog, ahli gizi, rohaniawan, relawan dan profesi lain yang dibutuhkan.
“Keberhasilan terapi ini sangat ditentukan oleh kerjasama yang efektif, dengan pendekatan interdisipliner antar angota tim. Setiap anggota tim, seharusnya memahami prinsip-prinsip terapi paliatif ini,” tandasnya. (Meg)