Kanal24, Malang – Dalam rangka mengatasi dan mencegah kekerasan seksual di lingkungan kampus, Satuan Tugas Pencegahan Perundungan dan Kekerasan Seksual (PPKS) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan rapat koordinasi dengan berbagai pihak terkait pada Kamis (25/07/2024). Ketua PPKS UB, Ns. Muhammad Sunarto, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J., menjelaskan bahwa rapat ini bukan sekadar seminar biasa, melainkan sebuah koordinasi intensif antara PPKS, Dharma Wanita Persatuan (DWP) pusat dan fakultas, serta mahasiswa.
Dalam rapat tersebut, berbagai strategi dirancang untuk mengkampanyekan pentingnya pencegahan kekerasan seksual di lingkungan kampus. Kampanye ini melibatkan partisipasi aktif dari mahasiswa dengan slogan “Sahabat Kampus”. Ketua PPKS UB, Ns. Sunarto, menekankan peran penting Dharma Wanita dalam pencegahan kekerasan seksual.
“Kita perlu merancang kampanye yang efektif melalui mahasiswa. Sahabat Kampus adalah konsep yang kami kembangkan untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan nyaman. Dharma Wanita memiliki peran krusial dalam upaya ini,” ungkap Ns. Sunarto.
Ns. Sunarto mengakui bahwa kekerasan seksual merupakan masalah yang kompleks dan seringkali tersembunyi, layaknya fenomena gunung es. Banyak kasus yang tidak dilaporkan karena berbagai alasan, termasuk stigma sosial dan relasi kuasa yang membuat korban takut melapor.
“Kekerasan seksual adalah masalah yang besar, tetapi seringkali tersembunyi. Banyak korban yang tidak melapor karena takut akan dampak yang mungkin mereka hadapi. Kami berupaya keras untuk menciptakan lingkungan yang mendukung sehingga korban merasa aman untuk melapor,” jelasnya.
PPKS UB telah menerima sekitar 60 laporan kasus kekerasan seksual, namun Ns. Sunarto menyebutkan bahwa jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih banyak. Untuk itu, PPKS berkomitmen untuk terus melakukan kampanye pencegahan dan memberikan dukungan kepada korban.
“Kami menangani sekitar 60 kasus yang dilaporkan, tetapi kami yakin jumlah sebenarnya jauh lebih banyak. Kami ingin semua mahasiswa merasa nyaman dan didengar. Jangan pernah takut untuk melaporkan kasus kekerasan seksual karena kami tidak akan mentoleransi hal tersebut,” tegasnya.
Rektor Universitas Brawijaya menunjukkan komitmen kuat dalam menangani kasus kekerasan seksual. Setiap laporan yang masuk akan ditangani dengan serius meskipun prosesnya memerlukan waktu yang tidak sebentar.
“Rektor kami sangat berkomitmen dalam hal ini. Kami akan menanggapi setiap laporan dengan serius, meskipun prosesnya memerlukan waktu. Kami ingin membentuk karakter mahasiswa yang menghargai dan tidak melakukan kekerasan seksual,” kata Ns. Sunarto.
Ns. Sunarto berharap bahwa upaya pencegahan ini akan mampu mencegah terjadinya kekerasan baru dan membentuk agen perubahan di kalangan mahasiswa. Dengan karakter yang baik dan positif, mahasiswa diharapkan mampu menghargai satu sama lain dan menciptakan lingkungan kampus yang aman dan nyaman.
“Kami berharap bahwa dengan pencegahan ini, tidak akan ada kekerasan baru yang terjadi. Semua mahasiswa diharapkan menjadi agen perubahan dalam kampanye ini. Jika ada kasus, kami ingin itu terungkap dan tertangani dengan baik,” tutupnya.
Satgas PPKS UB berkomitmen penuh untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan nyaman. Melalui koordinasi dengan berbagai pihak dan kampanye yang efektif, diharapkan masalah kekerasan seksual dapat ditangani dengan baik dan korban merasa didukung untuk melapor. Dengan demikian, Universitas Brawijaya dapat menjadi contoh bagi institusi pendidikan lainnya dalam upaya pencegahan kekerasan seksual. (nid/yor)