KANAL24, Jakarta – PT Pertamina (Persero) mengklaim, dengan terintegrasinya kilang Cilacap dengan Proyek Langit Biru Cilacap ( PLBC ), maka hal itu akan semakin meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar minyak (BBM) beroktan tinggi, serta mampu mengurangi impor High Octane Mogas Component (HOMC ) sebagai komponen blending produk gasoline yang berujung pada penghematan devisa negara.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pengolahan Pertamina, Budi Santoso Syarif di Jakarta, Rabu (2/10/2019). Ia mengatakan, kilang Cilacap saat ini memiliki kapasitas olah crude sebesar 33,4 persen dari kapasitas kilang secara nasional.
“Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar Pertamina yang berperan dalam menjaga swasembada dan kemandirian energi nasional,” kata Budi.
Sementara Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang dalam kesempatan yang sama menyatakan, dengan beroperasinya PLBC di bawah pengelolaan Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, maka Pertamina menjadi mampu memproduksi lebih banyak bahan bakar minyak Gasoline berkualitas standar EURO 4.
“Kemampuan produksi produk Pertamax RON 92 kilang Cilacap meningkat signifikan menjadi 1,6 juta barrel per bulan dari sebelumnya 1 juta barrel,” jelasnya.
Sebagai informasi saja, proyek pembangunan PLBC yang dimulai sejak 2015 itu meghabiskan anggaran USD 392 juta dengan lingkup pekerjaan meliputi Revamping unit Platforming I sehingga kapasitas produksi meningkat 30 persen menjadi 18.6 MBSD (million barel steam per day).
Kemudian pembangunan unit baru LNHT (Light Naphtha Hydrotreating) – Isomerization dengan kapasitas design 21.5 MBSD serta pembangunan beberapa unit utilities untuk mendukung unit proses PLBC . (sdk)