Kanal24, Malang – Kolaborasi internasional antara Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) dan Mae Fah Luang University (MFU), Thailand, menciptakan momentum baru dalam pengembangan kualitas kopi Indonesia. Dalam program pengabdian masyarakat yang berlangsung pada 2–9 Juli 2025, kedua institusi berkomitmen meningkatkan mutu produksi kopi lokal melalui teknologi fermentasi canggih dan pengolahan berkelanjutan.
Sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk menghadirkan kopi unggulan yang berdaya saing global. Sayangnya, tantangan dalam pengolahan pascapanen dan kurangnya teknologi tepat guna masih membayangi para petani kopi. Kolaborasi antara FTP UB dan MFU hadir sebagai solusi konkret melalui transfer teknologi fermentasi yang terbukti mampu meningkatkan aroma, cita rasa, dan kualitas keseluruhan biji kopi.
Baca juga:
SADEWA DESA, Inovasi Smart Tourism dari Dosen UB Tembus Konferensi Internasional

Program ini dipimpin oleh Dr. Amorn Owatworakit dan Dr. Kritsakorn Saninjuk dari Coffee Quality Research Group MFU, serta difasilitasi oleh peneliti FTP UB, Wenny Bekti Sunarharum, Ph.D., dan Tunjung Mahatmanto, Ph.D. Selain melibatkan dosen, program ini juga diikuti oleh dosen muda, tenaga peneliti, dan 12 mahasiswa dari jenjang sarjana hingga pascasarjana Departemen Ilmu Pangan dan Bioteknologi FTP UB.
Selama seminggu pelaksanaan, berbagai aktivitas dilakukan, mulai dari pelatihan teknologi fermentasi, workshop intensif, seminar riset, hingga kunjungan lapangan ke sentra produksi kopi di Jawa Timur. Workshop pelatihan teknologi fermentasi kopi digelar di FTP UB dengan melibatkan petani dan pelaku industri kopi. Kegiatan ini mencakup materi fermentasi terkontrol, pengolahan pascapanen, dan penerapan standar mutu kopi internasional.
“Kami ingin membawa praktik terbaik dari Thailand dan melihat bagaimana hal tersebut bisa disesuaikan dengan karakteristik kopi lokal di Indonesia,” ujar Dr. Amorn dalam sesi pelatihan.
Tak hanya teori, para peserta juga mengikuti hands-on workshop metagenomik pada 7 Juli 2025 yang membahas teknik sekuensing mikrobioma kopi serta analisis menggunakan perangkat lunak QIIME2. Teknologi ini membuka peluang besar dalam memahami peran mikroorganisme dalam proses fermentasi kopi yang berdampak langsung pada rasa dan aroma.
Rangkaian program ini juga mencakup kunjungan lapangan ke dua lokasi utama: kebun dan pengolah kopi di Sumberwandhe, Jombang, serta Apressio Kopi-UPH di Kalibiru, Kabupaten Malang. Di dua lokasi ini, tim MFU-UB memberikan pendampingan langsung dan masukan terkait proses fermentasi serta pengolahan pascapanen.
Karim, seorang prosesor kopi dari Sumberwandhe, mengaku terbantu dengan pelatihan fermentasi yang diberikan. “Teknologi fermentasi yang diajarkan sangat membantu kami dalam meningkatkan cita rasa dan kualitas kopi. Semoga kolaborasi ini dapat berlanjut,” tuturnya.
Sementara itu, Nugroho dari Apressio Kopi menyampaikan harapan besar terhadap keberlanjutan program. “Kami antusias dengan teknologi ini dan siap menerapkannya dalam produksi kami. Kolaborasi semacam ini sangat berarti,” ujarnya.
Di tengah kegiatan pengabdian, seminar kolaborasi riset juga digelar pada 4 Juli 2025 dengan topik “Application of Lateral Flow Assays (LFAs) in Coffee Products” dan “Microbiome and Applications”. Kegiatan ini membahas arah riset lanjutan dan peluang pertukaran staf serta mahasiswa antara UB dan MFU.
Puncak kegiatan berlangsung pada 8 Juli 2025 dengan sesi penyusunan proposal riset bersama yang akan menjadi dasar kolaborasi jangka panjang. Proposal ini mencakup pengembangan teknologi pengolahan kopi berkelanjutan serta riset mikrobioma dalam skala industri.
Wenny Bekti Sunarharum, Ph.D., menyampaikan harapannya agar program ini menjadi awal dari kerja sama yang lebih luas. “Kolaborasi ini sangat penting untuk memajukan industri kopi Indonesia. Kami berharap inovasi dari hasil riset dan pengabdian ini memberikan manfaat nyata bagi petani dan pelaku industri kopi,” ujarnya.

Baca juga:
Pertamina Anugerahi UB atas 5 Tahun Kolaborasi Berdampak
Program ini mempererat hubungan akademik Indonesia–Thailand, dan juga memberikan dampak sosial-ekonomi yang langsung dirasakan masyarakat. Transfer teknologi dari universitas ke petani membuka jalan bagi peningkatan mutu dan daya saing kopi Indonesia di pasar global.
Kolaborasi ini juga membuka peluang besar dalam penelitian metagenomik aplikatif dan menjadi model pengabdian internasional yang dapat diterapkan untuk komoditas strategis lainnya. Tim dari Mae Fah Luang University kembali ke Thailand pada 9 Juli 2025, membawa serta rencana tindak lanjut program kolaborasi jangka panjang.
Dukungan dari Universitas Brawijaya, Mae Fah Luang University, dan seluruh mitra lokal menjadi elemen penting dalam kesuksesan kegiatan ini. Fakultas Teknologi Pertanian UB berharap model sinergi ini dapat terus dilanjutkan dan diperluas demi kemajuan industri pangan dan pertanian berkelanjutan di Indonesia.