Kanal24, Malang – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menggelar konferensi internasional tahunan bertajuk The 4th Brawijaya Economics and Finance International Conference (BEFIC) 2025 pada Kamis (18/9/2025). Bertempat di Lantai 7 Gedung F Pascasarjana FEB UB, konferensi ini mengusung tema “Driving Economics and Business Transformation Through Digital Innovation and Sustainable Development.”
Ketua BEFIC 2025, Faishal Fadli, S.E., M.E., Ph.D, menjelaskan bahwa tujuan utama penyelenggaraan konferensi adalah menciptakan atmosfer akademik internasional bagi mahasiswa FEB UB.
“Kami ingin menghadirkan international vibe di lingkungan pembelajaran. Mahasiswa tidak hanya mengenal seminar nasional, tetapi juga terbiasa berdiskusi dengan profesor dari luar negeri, sehingga mereka memiliki pengalaman akademik berkelas global meski masih di dalam negeri,” ujarnya.
Faishal menambahkan, keberadaan program studi internasional di FEB UB harus diimbangi dengan forum akademik bertaraf global.
“Tidak cukup hanya punya program studi internasional, tanpa adanya seminar internasional. Karena itu kami mendatangkan profesor dari berbagai negara agar mahasiswa terbiasa dengan perspektif global dalam ekonomi dan keuangan,” imbuhnya.
Tahun ini, BEFIC menghadirkan 121 makalah terpilih dari 300 naskah yang masuk, dengan total sekitar 450 peserta, termasuk presenter dari berbagai negara seperti Jepang, Malaysia, Amerika Serikat, Belanda, Portugal, dan Australia. Kehadiran mereka, menurut panitia, menjadi bukti semakin luasnya jejaring akademik yang terbangun melalui BEFIC.
Pada sesi pleno hari pertama, tampil sejumlah pembicara kunci, antara lain perwakilan dari Kementerian Keuangan RI, Prof. Dr. Tuti dari Universitas Malaya (Malaysia), serta Prof. Alvaro Rocha dari University of Lisbon (Portugal) yang juga editor senior Springer Nature. Selain itu, hadir pula Prof. Kafir Hasan dari Amerika Serikat yang membawakan perspektif ekonomi Islam dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
Sesi berikutnya akan menghadirkan Prof. Connie dari University of Queensland, Australia, pakar sustainable finance, serta perwakilan praktisi dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia yang akan memberikan sudut pandang praktis mengenai pembangunan berkelanjutan.
Dengan rangkaian agenda yang melibatkan akademisi lintas negara, BEFIC 2025 diharapkan menjadi forum penting bagi mahasiswa dan peneliti untuk bertukar gagasan sekaligus memperluas wawasan global terkait transformasi ekonomi digital dan keberlanjutan.
“Best practice dari negara lain bisa menjadi inspirasi dan referensi bagi Indonesia dalam merumuskan kebijakan maupun praktik bisnis yang lebih modern dan berkelanjutan,” pungkas Faishal.