KANAL24, Surabaya – Hantaman wabah virus corona juga turut berdampak terhadap kinerja bisnis PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. Namun emiten berkode BJTM ini sudah memiliki sejumlah strategi menghadapi dampak wabah Covid-19.
Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Satyagraha, mengatakan bahwa Bank Pembangunan Daerah (BPD) milik Pemprov Jawa Timur ini telah menyiapkan layanan e-channel bankjatim. Melalui layanan ini, nasabah dapat melalukan transaksi perbankan, mulai dari fasilitas mobile banking, sms banking dan internet banking.
“Ini dalam rangka mendukung pencegahan penyebaran virus corona. Nasabah dapat melalukan transaksi perbankan atau pembayaran dengan cepat, mudah dan aman tanpa harus keluar rumah,” kata Ferdian dalam keterangan resmi, Rabu (29/4/2020).
Kedua, Bank Jatim juga memberi kemudahan pada nasabah dalam mengajukan kredit atau pembiayaan. Sejak pertengahan 2019, Bank Jatim telah meluncurkan e-form kredit. Nasabah cukup melakukan registrasi melalui e-form kredit, kemudian Bank Jatim akan melakukan notifikasi melalui sms.
Ketiga, Bank Jatim memberikan fasilitas kredit multiguna elektronik (e-kmg) kepada nasabah. Melalui e-kmg, Bank Jatim memberikan kemudahan bagi nasabah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau pensiunan untuk mengajukan permohonan kredit. Pengajuan dilakukan melalui mobile aplication.
“Nasabah cukup memiliki rekening dan payroll gaji yang terdaftar di Bank Jatim,” ucap Ferdian.
Pada kuartal I 2020, Bank Jatim meraih laba bersih sebesar Rp439,28 miliar atau tumbuh 8,33% secara year on year (YoY). Selain itu, kredit yang disalurkan mencapai Rp38,41 triliun atau tumbuh 14,02% YoY. Sementara dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun mencapai Rp57,76 triliun atau tumbuh 11,48% YoY. Terakhir aset Bank Jatim mencapai Rp69,72 triliun atau tumbuh 10,51% YoY.
Dalam RUPS kali ini, BJTM memberikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp48,20 per lembar saham. Total dividen yang dibagi kepada pemegang saham adalah 52,58% dari laba bersih. Pemegang saham seri A Bank Jatim adalah pemerintah kabupaten dan kota seluruh Jawa Timur. “Ini akan menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mereka,” tutup Ferdian.(sdk)