KANAL24, Malang – Komitmen UB untuk mendampingi daerah sekitar kampus terus berlanjut melalui berbagai program. Salah satunya melalui Doktor Mengabdi (DM) yang terdiri dari Sri Suhartini, STP, M.Env.Mgt, PhD (Fakultas Teknologi Pertanian), Dr. Ir. Nur Hidayat, MP (Fakultas Teknologi Pertanian), Dr. Eng. Oke Oktavianty, S.Si. MT (Fakultas Teknik), Prischa Listiningrum, SH, LL.M (Fakultas Hukum), dan Vitta Rizky Permatasari, STP, M.Si (Fakultas Teknologi Pertanian), aktif melakukan sosialisasi dan introduksi teknologi pengolahan bioslurry menjadi pupuk organik padat dan cair kepada kelompok peternak dan petani di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
“Kami bergerak melalui DM ini mulai bulan Mei 2022, dan diharapkan akan selesai pada bulan November-Desember 2022,” kata Sri Suhartini, senin (5/9/2022).
Dalam pelaksanaannya, tim DM juga melibatkan enam orang mahasiswa dari Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, yang dikonversikan sebagai kegiatan KKN-T. Keenam mahasiswa yang terlibat yaitu Nur Anisah Rizky Harahap, Amanda Zuan Amelia, Hanna Syakira Salsabila, Khairun Nisa Salsabila Yori, Ardian Firmansyah, dan M. Firdaus. Selama mengikuti kegiatan ini, mahasiswa juga terlibat dalam menguji teknologi pengomposan bioslurry hingga pengujian hasil pupuk organik padat dan cair yang dihasilkan. Kegiatan tersebut dilakukan secara kontinyu mulai bulan Juni – Agustus 2022. Selain itu, keenam mahasiswa tersebut diterjunkan langsung dan tinggal di Desa Tawangsari selama 2 minggu (25 Juli – 9 Agustus 2022). Selama di desa, mahasisa secara aktif melakukan sosialisasi terkait fokus kegiatan DM kepada kelompok peternak dan petani.
“Tidak hanya terlibat dalam pelatihan para mahasiswa ini juga melakukan kegiatan tambahan lainnya seperti sosialisasi pencegahan penyakit mulut dan kaki (PMK) pada ternak, aplikasi pupuk padat dan cair di lahan pertanian sesuai dengan kondisi yang ada,” imbuh Sri.
Tim Dosen DM juga melakukan kegiatan introduksi dan pelatihan kepada kelompok peternak dan petani yang dilakukan selama 2 hari yaitu pada 8-9 Agustus 2022. Tujuan kegiatan pelatihan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat Desa Tawangsari mengenai cara pengolahan bioslurry untuk dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Beberapa topik yang dibahas pada kegiatan pelatihan antara lain mengenalkan adanya potensi bioslurry, introduksi teknologi dan cara pengomposan untuk pengolahan bioslurry, melakukan pendampingan pembuatan kelompok usaha pengomposan berbasis bioslurry, dan memberikan pengetahuan strategi pemasaran berbasis komunitas.
“Bioslurry merupakan residu dari digester biogas yang masih memiliki banyak kandungan organik yang dapat dimanfaatkan lebih jauh, salah satunya menjadi pupuk organik. Pelatihan pembuatan pupuk organik dari bioslurry diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari pembuatan biogas,” jelas Ketua Tim DM-KKNT Sri Suhartini, STP, M.Env.Mgt, PhD
Pengenalan teknik pengolahan bioslurry melalui penerapan teknologi pengomposan sederhana diharapkan dapat direka ulang oleh masyarakat Desa Tawangsari dengan peralatan dan teknologi yang sederhana pula. Tahap pengomposan pada pelatihan ini dimulai dari memasukkan bioslurry ke dalam mesin press ulir untuk memisahkan padatan dan cairan. Bentuk padatan hasil press dilakukan pengeringan menggunakan sinar matahari kemudian dicampurkan dengan EM4 dan tetes tebu untuk dilakukan proses pengomposan. Adapun bentuk cairan hasil press langsung dicampurkan dengan EM4 dan tetes tebu kemudian dilakukan proses pengomposan.
Sementara itu, Miftakhul Anwar sebagai Kepala Desa Tawangsari, menyampaikan bahwa pelatihan pembuatan pupuk organik sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah biogas yang ada di Desa Tawangsari yang juga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Beliau berharap kegiatan pelatihan dapat terus dilanjutkan dengan pendampingan mengaplikasikannya pada lahan pertanian masyarakat.(sdk)