Kanal24, Malang – Malang menjadi pusat pengembangan perikanan darat yang dipandang memiliki potensi tinggi dan prospektif. Oleh karenanya Tim Dosen dari Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) yang dipimpin oleh Dr. Ir. Abdul Rahem Faqih, M.Si. melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Pemberdayaan Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Melalui Penguatan Budidaya Ikan Lele.” Inisiatif ini melibatkan sembilan dosen untuk memberdayakan pondok pesantren dan meningkatkan pemahaman terkait budidaya ikan lele.
Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, yang berlokasi di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, bukan hanya lembaga pendidikan keagamaan tetapi juga pusat pembelajaran keahlian lain untuk para santri. Fokusnya tidak hanya pada ilmu agama, melainkan juga melatih keterampilan berwirausaha, sesuai dengan era saat ini.
Pendekatan inovatif dilakukan di Pondok Pesantren yang saat ini dikelola oleh mantan Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Muhammad Bisri, MS ini, melalui beberapa unit usaha seperti agrofarm, ritel & resto, industri olahan, dan jasa. Dalam konteks pendidikan perikanan air tawar, Laboratorium Budidaya Ikan Air Tawar di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh difungsikan untuk memberikan wawasan mengenai perikanan air tawar kepada santri.
Unit usaha budidaya ikan air tawar di pondok pesantren ini fokus pada dua komoditas ikan, yaitu ikan lele dan ikan koi. Tim Dosen Budidaya Perairan dari UB secara khusus berfokus pada pemberdayaan budidaya ikan lele sebagai komoditas unggulan dengan produksi terbesar di Kota Malang.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu peningkatan ekonomi dan keuangan Pondok Pesantren secara mandiri, serta menyumbangkan gizi bagi masyarakat melalui konsumsi ikan lele sebagai makanan sehari-hari.
Dalam proses pengabdian kepada masyarakat, tim dosen menangani beberapa permasalahan yang dihadapi mitra, seperti kualitas benih yang kurang memadai. Solusi yang diusulkan melibatkan transfer pengetahuan dan teknologi untuk memproduksi benih unggul, penyediaan indukan, dan peralatan produksi benih. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam produksi benih, termasuk ovaprim untuk mempercepat pematangan gonad ikan lele, disediakan sebagai solusi pertama.
Solusi kedua melibatkan pelatihan dan pendampingan kepada mitra dalam pemeliharaan benih agar terhindar dari berbagai penyakit, termasuk manajemen pakan benih ikan. Diskusi dan praktek langsung diterapkan untuk menjaga kualitas benih ikan dan memastikan ketersediaannya secara berkelanjutan.
Terakhir, solusi ketiga berfokus pada transfer teknologi packing dan transportasi benih untuk mendukung kegiatan pemasaran. Perlengkapan packing disediakan agar benih ikan dapat sampai ke tangan konsumen dalam kondisi sehat dan kualitas terjaga dengan baik.(din)