KANAL24, Malang – Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya berhasil menciptakan media pembelajaran inovatif dan interaktif dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman Literasi Keuangan Digital.
Tim yang terdiri dari Ishak Harel Sintong sebagai ketua tim bersama dengan keempat anggota, Alyah Hasnah Saputri, Jasmine Inga Novendra, Verlita Alfiyyah Anggraini, dan Finna Ikhlasul Amaliyah, serta Bapak Dr. Abd. Qadir Muslim, S.Pd.I., M.Pd. sebagai dosen pembimbing sedang melaksanakan penelitian untuk menguji efektivitas model pembelajaran metakognitif berbasis boardgame kepada siswa SMA di Kota Malang terkait pemahaman Literasi Keuangan Digital sebagai salah satu penerima pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa kategori Riset Sosial Humaniora dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (BELMAWA), yang merupakan salah satu ajang perlombaan nasional bergengsi di tingkat mahasiswa.
Literasi keuangan digital merupakan keterampilan kunci yang semakin penting dalam era digital ini, di mana transaksi dan keputusan keuangan semakin terkait erat dengan teknologi. Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Pemerintah Kota Malang pada tahun 2022, tingkat literasi keuangan di kota ini mencapai 69,43%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional yang hanya sebesar 49,68%. Terlebih lagi, sektor inklusi keuangan juga mengalami peningkatan signifikan dengan angka mencapai 86,53%, melebihi rata-rata nasional sebesar 85,10%. Kenaikan ini menunjukkan bahwa warga Kota Malang semakin terbuka terhadap informasi dan perkembangan dunia keuangan.
Ishak Harel, ketua tim penelitian ini, menyatakan, “Pemahaman literasi keuangan digital adalah elemen penting dalam persiapan generasi muda untuk memahami konsep-konsep keuangan digital dengan lebih baik sehingga mereka dapat mengelola keuangan pribadi mereka di masa depan yang semakin terdigitalisasi.”
Dalam proyek yang diluncurkan oleh Tim PKM-RSH ini, mereka telah merancang board game yang edukatif dan mudah digunakan. Board game ini telah diujicobakan di beberapa SMA Negeri yang ada di Kota Malang, dan mendapatkan respons yang sangat positif. Banyak siswa mengungkapkan bahwa mereka menjadi lebih terlibat dan bersemangat dalam pembelajaran, dan pemahaman mereka tentang literasi keuangan digital meningkat secara signifikan. Media pembelajaran ini dirancang dengan berbagai situasi keuangan digital yang memungkinkan pemain untuk mengembangkan pemahaman mereka tentang pengelolaan keuangan, investasi, dan manajemen risiko. Tidak hanya itu, model pembelajaran metakognitif yang digunakan juga membantu siswa memahami proses berpikir mereka sendiri saat mereka menjawab pertanyaan, menghadapi tantangan, serta membuat keputusan dalam investasi keuangan yang ada di dalam board game. “Lewat pembelajaran metakognitif berbasis boardgame saya jadi tambah memahami bahwa literasi keuangan digital bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang kemampuan untuk berpikir kritis dalam membuat keputusan yang bijaksana terkait pengelolaan keuangan dan investasi,” uca Kayana, salah satu siswa SMA yang terlibat dalam penelitian ini.
Dr. Abd. Qadir Muslim, S.Pd. M.Pd., dosen pembimbing Tim PKM-RSH FIA UB, menjelaskan, “Pembelajaran metakognitif adalah kunci dalam pendekatan ini. Kami ingin siswa belajar bukan hanya dari jawaban yang benar, tetapi juga dari pemikiran mereka sendiri, strategi yang mereka pilih, dan kesalahan yang mereka buat. Hal inilah yang akan membantu mereka menjadi pemikir independen dan cerdas dalam mengelola keuangan mereka sendiri di masa depan.”
Langkah inovatif ini telah mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan pemerintah setempat. Mereka berharap bahwa konsep pembelajaran yang inovatif ini dapat diterapkan lebih luas dan memberikan dampak positif dalam meningkatkan pemahaman literasi keuangan digital siswa sekolah menengah yang ada di Indonesia. Dengan keteguhan untuk terus menggali metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif dapat membawa harapan bagi masa depan literasi keuangan digital yang semakin cerah. Selain itu, diharapkan siswa-siswa SMA Negeri di Kota Malang khususnya dapat memiliki pemahaman yang kuat tentang pentingnya mengelola keuangan mereka di dunia digital yang terus berkembang.(sdk)