Kanal24, Ngawi – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya (Pengmas UB) beserta tim Mahasiswa Membangun Desa (MMD) melakukan pendampingan kepada petani di Desa Simo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur sebagai upaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian wilayah setempat.
Kegiatan bertajuk “Pendampingan Pemanfaatan Sumberdaya melalui Implementasi Sistem Pertanian Terpadu Berbasis Padi” dilatarbelakangi permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat petani di desa Simo seperti produktivitas pertanian terutama padi yang kurang optimal disebabkan oleh adanya degradasi kesuburan lahan, serangan hama dan penyakit tumbuhan yang berdampak pada penurunan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas, serta harga jual yang tidak pasti.
Tim Hibah Pengabdian Masyarakat Strategis Universitas Brawijaya (UB) terdiri dari beberapa anggota, antara lain Antok Wahyu Sektiono, S.P., M.P., Yuni Widyawati, S.Pi., MP., Adi Tiya Yanuar, S.Kel., M.Sc., dan Suluh Elman Swara, ST.,MT. Selain itu, program Hibah Pengabdian Masyarakat Strategis ini juga melibatkan partisipasi aktif Mahasiswa Membangun Desa (MMD) dari lima desa yang menjadi pusat kegiatan MMD UB, yaitu desa Simo, desa Kendal, desa Sidorejo, desa Gayam, dan desa Karanggupito, serta melibatkan Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kendal.
Dua rangkaian kegiatan memiliki tiga fokus bidang yang berbeda, kegiatan pengabdian masyarakat ini difokuskan pada pertanian dan peternakan dalam rangkaian pertama, serta perikanan dalam rangkaian kedua. Desa Simo menyambut baik kegiatan ini, dan Bapak Sugino, kepala desa, membuka acara dengan antusias.
“Setelah menerima sosialisasi baik dari BPPK maupun pihak Universitas Brawijaya nanti akan diimplementasikan kegiatan dari bidang pertanian dan peternakan di Desa Simo demi mendukung kemajuan sektor utama desa,” ujar Pak Sugino, Kamis (26/7/23).
Antok Wahyu Sektiono, S.P., M.P., selaku ketua pengusul kegiatan dan dosen pendamping Mahasiswa Membangun Desa (MMD) di desa Simo, menyatakan bahwa permasalahan umum yang sering dihadapi dalam pemanfaatan sumber daya di desa, terutama dalam sistem pertanian terpadu, adalah bagaimana mengintegrasikan ketiga bidang tersebut.
Setiap bidang memiliki kelebihan yang dapat melengkapi kekurangan masing-masing, sehingga tantangan utamanya adalah mencari cara untuk menyatukan dan memadukan ketiga bidang tersebut agar dapat saling mendukung dan meningkatkan hasil secara bersama-sama.
“Tujuan utama dari program ini yakni implementasi sistem pertanian terpadu melalui pengelolaan hama terpadu dengan menerapkan prinsip budidaya tanaman sehat, pelestarian dan pendayagunaan peran musuh alami, serta monitoring atau pemantauan,” ujar Antok.
Kegiatan Pengmas, pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan di Desa Simo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Tim Pengmas UB).
Guna mencapai budidaya tanaman yang sehat, langkah awal yang diambil adalah dengan memanfaatkan limbah pertanian dan peternakan.
“Daripada kotoran ternak yang berserakan serta sisa tanaman yang dibakar, lebih baik diolah menjadi kompos, sehingga dapat menjadi tambahan unsur hara yang lengkap bagi tanaman dan tanaman bisa tumbuh sehat”, lanjutnya.
Sebagai upaya pelestarian musuh alami, dilakukan pelatihan untuk memperbanyak agens hayati berupa jamur antagonis, seperti Trichoderma sp., dan jamur patogen serangga, yaitu Beauveria bassiana.
Trichoderma sp. merupakan jenis jamur antagonis yang sangat efektif dalam mengendalikan penyakit pada tanaman. Sedangkan Beauveria bassiana adalah jamur patogen serangga yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanaman. Dengan adanya pelatihan perbanyakan agens hayati tersebut diharapkan petani dapat memiliki upaya alternatif dalam pengendalian hama dan tidak sepenuhnya tergantung terhadap pestisida.
Setelah Hibah Pengabdian Masyarakat Strategis, kegiatan dilanjutkan dengan fokus pada bidang perikanan. Kegiatan ini berpusat pada Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), dengan menggunakan jenis ikan lele (Clarias gariepinus) sebagai objek dalam kegiatan tersebut.
Menurut Yuni Widyawati, S.Pi., MP. sebagai narasumber dan ahli Budidaya Perikanan, ikan lele memiliki keunggulan dalam beberapa aspek. Ikan lele lebih tahan terhadap perubahan cuaca, memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit, dan memiliki pertumbuhan yang cepat. Selain itu, ikan lele juga lebih mudah ditemukan bibitnya, sehingga menjadi pilihan yang menguntungkan dalam budidaya perikanan.
Dengan adanya keunggulan ikan lele dalam aspek tahan cuaca, tahan penyakit, dan pertumbuhan yang cepat, diharapkan peserta pelatihan dapat dengan mudah mengadopsi dan menerapkan ilmu yang didapatkan. Tingkat keberhasilan yang tinggi diharapkan tercapai dalam penerapan hasil pelatihan ini.
Sebanyak 60 warga dari Kecamatan Kendal berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian tersebut.
Kegiatan Pengmas di Desa Simo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Tim Pengmas UB).
Rangkaian kegiatan pertama telah berhasil menciptakan fermentor untuk perbanyakan agens hayati serta menghasilkan olahan kompos yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani. Sementara itu, dari rangkaian kegiatan kedua, berhasil dibangun kolam ikan lele dengan jumlah 1.500 bibit ikan yang dibagi menjadi 2 kolam dengan diameter 1,5-meter dan tinggi 1 meter.
Kepala Desa Simo berharap dengan adanya program pengabdian dari Tim Hibah Pengabdian Masyarakat Strategis UB dapat meningkatkan hasil panen dan produktivitas pada tanaman pangan yang ada di Desa Simo. Tidak hanya itu, dari kegiatan ini juga diharapkan adanya pengembangan perikanan di Desa Simo dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Hal tersebut guna mendukung program GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) dan tentunya berpengaruh dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Warga Desa Simo juga diharapkan dapat memiliki satu kolam di setiap rumah dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi melalui ikan. (din/sat)