Malang, Kanal24 – Program pengabdian masyarakat (Pengmas) Psikologi UB kembali berkiprah mengatasi persoalan lingkungan di masyarakat. Kali ini, Pengmas dilakukan di Kampung Payung, Blimbing, Kota Malang. Kegiatan ini menghasilkan beberapa pelatihan pengolahan sampah organik dan nonorganik, serta kolam budidaya ikan.
Kegiatan Pengmas ini merupakan kegiatan lanjutan dari Program Doktor Mengabdi yang dilaksanakan pada tahun 2020. Tak berhenti sampai di situ, di tahun 2021 juga dilakukan kegiatan Pengmas yang menyasar karang taruna dan anak-anak saja. Dalam perkembangannya, program Pengmas tahun 2022 ini menyasar kelompok Dasawisma Dahlia, Kampung Payung.
Tim pengabdian Prodi Psikologi FISIP UB ini dipimpin oleh Ika Herani, S.Psi, MSi.,Psikolog, yang tergabung dalam Program Pengmas tahun 2022. Kegiatan pengabdian terlaksana dengan baik pada tanggal 18 Juli – 14 Agustus 2022 lalu
Tim Pengmas Psikologi UB meyakini bahwa sampah rumah tangga telah menyumbang kuota terbesar pada kuantitas sampah yang ada di lingkungan. Maka, perlu adanya suatu penanganan terhadap sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. Salah satu yang harus dilakukan adalah upaya pengolahan sampah agar dapat memiliki nilai manfaat.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan pelatihan pengolahan sampah kepada masyarakat. Tak hanya diolah, sampah tersebut juga harus dimanfaatkan, khususnya sampah rumah tangga. Masyarakat Kampung Payung diharapkan mampu mengambil nilai manfaat dari sampah tersebut.
Pajangan yang terbuat dari limbah kertas (Dok. Tim Pengmas Psikologi UB)
Permasalahan pengolahan sampah juga masih dihadapi oleh masyarakat Kampung Payung. Pengolahan limbah sampah rumah tangga belum sepenuhnya konsisten. Masih sedikit warga yang memanfaatkan dan melakukan pengolahan limbah sampah rumah tangga.
Kegiatan Pengmas ini melibatkan sejumlah 10 – 15 warga yang tergabung dalam Dasawisma Dahlia. Tak hanya satu kegiatan saja, Pengmas ini terbagi ke dalam beberapa termin kegiatan dengan berbagai variasi aktifitas pengolahan sampah.
Kegiatan pertama dimulai dengan memanfaatkan tanah kosong di sekitar tempat tinggal masyarakat. Setelah mendapatkan lahan kosong, masyarakat diminta untuk memilah dan mengolah sampah organik dari sampah rumah tangga. Sampah organik yang telah diolah ini menghasilkan pupuk kompos.
Hasil dari kompos akan digunakan untuk pupuk organik pada lahan kosong yang ada di daerah Dasawisma Dahlia. Masyarakat bisa memanfaatkan pupuk ini untuk media lahan dan juga memiliki nilai ekonomis. Sampah organik yang notabene berasal dari sisa makanan nyatanya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Tak hanya mengolah limbah organik, masyarakat juga melakukan pengolahan limbah anorganik. Pengolahan limbah ini berasal dari sampah kertas. Mereka mengolahnya menjadi batik cap yang berasal dari sampah kertas.
Alat cap yang digunakan berasal dari limbah rumah tangga. Limbah yang dimanfaatkan berupa kertas bekas dus makanan, potongan kayu, dan triplek. Walupun kegiatan ini sudah dua kali dilakukan di RT. 04 RW 03, tetapi secara intensif baru dilaksanakan pada saat ini untuk anggota Dasawisma Dahlia.
Kolam budidaya ikan sederhana di lahan sempit. (Dok. Tim Pengmas Psikologi UB)
Setelah mengolah sampah, masyarakat diberikan pelatihan untuk pertanian dan perikanan sederhana yang memanfaatkan lahan sempit (urban farming). Pertanian sederhana ini dibuat di dalam lingkungan Kampung Payung. Budidaya ikan ini menggunakan kolam budidaya sederhana.
Pembuatan kolam budidaya ikan tersebut merupakan kelanjutan dari program pengabdian masyarakat ini. Alat dan bahan yang digunakan cukup sederhana. Kolam ini diletakkan di lahan kosong yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Payung. (raf)