Kanal24, Malang – Tim Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melakukan penelitian intensif terhadap penggunaan tactile paving dalam meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang tunanetra di perkotaan.
Tim ini terdiri dari Rahmat Rayansha dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) di Fakultas Teknik (FT), serta Putri Saviria Immarotun Nugroho, Herdias Hayyal Falahi, Adinda Azkia Putri Luqmana, dan Destiana Dian Pratiwi dari Program Studi Psikologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Tactile paving, atau guiding block, merupakan fasilitas penting yang membantu penyandang tunanetra untuk berorientasi dan bergerak dengan lebih mandiri dalam lingkungan perkotaan. Dengan mendukung penelitian ini, mereka berharap untuk menggali lebih dalam mengenai efektivitas kognitif dari penggunaan tactile paving menggunakan teknologi Electroencephalography (EEG) dan Functional Near-infrared Spectroscopy (FNIRS).
Dalam konteks Indonesia, yang memiliki lebih dari 22,97 juta penduduk penyandang disabilitas, upaya untuk meningkatkan aksesibilitas menjadi sangat penting. Hasil survei menunjukkan bahwa salah satu tantangan terbesar bagi tunanetra adalah kesulitan dalam berjalan dan berpindah tempat, situasi yang dapat diatasi dengan adanya fasilitas seperti tactile paving.
“Dengan adanya tactile paving, mereka dapat lebih mudah mengenali dan memahami pola jalur, berpotensi mengurangi kecemasan, serta meningkatkan keselamatan saat beraktivitas di ruang publik,” kata Rahmat.
Proyek ini tidak hanya dilakukan untuk memahami dampak fisik dari tactile paving, tetapi juga untuk mengeksplorasi dampak psikologis dan kognitifnya terhadap pengguna. Dengan melibatkan Komunitas Teman Tunanetra Kota Malang, penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi konkret untuk perbaikan fasilitas umum dan kebijakan yang lebih inklusif.
Menyadari pentingnya temuan mereka, tim ini berencana untuk mengajukan policy brief kepada pemangku kebijakan serta menerbitkan hasil penelitian mereka dalam jurnal internasional untuk mendukung perkembangan penelitian selanjutnya. Dengan demikian, mereka tidak hanya berharap untuk melanjutkan proyek ini ke tingkat nasional, tetapi juga internasional seperti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan kompetisi-kompetisi lainnya.
Dosen pembimbing mereka, Ridwan Aji Budi Prasetyo, S.Psi, M.Sc., menyambut baik upaya mereka dan menggarisbawahi pentingnya penelitian ini dalam memajukan kehidupan masyarakat penyandang tunanetra di Indonesia.
PKM Riset Sosial Humaniora (PKM RSH) ini bukan hanya sekadar sebuah studi, tetapi juga langkah konkrit dalam mendukung inklusi dan aksesibilitas bagi semua warga Indonesia, terutama mereka yang berkebutuhan khusus seperti tunanetra. (nid)