Kanal24, Lumajang – Kegiatan Doktor Mengabdi (DM) Universitas Brawijaya (UB) pada tahun 2023 melihat bahwa kenaikan harga pakan ikan komersil atau pelet secara terus menerus membuat para pembudidaya ikan terutama di Desa Labruk Lor, Kabupaten Lumajang yang hanya mengandalkan pakan komersil menjadi resah. Harga pakan ikan lele yang semakin melambung tinggi berdampak pada keuntungan pendapatan yang kecil bahkan merugi. Hal tersebut diperparah jika saat panen harga ikan lele per kilogramnya mengalami penurunan.
Para pembudidaya ikan mayoritas memilih untuk mengurangi jumlah pakan yang diberikan untuk menekan biaya produksi sehingga dapat berdampak pada penurunan hasil produksi ikan lele. Pada sisi yang lain, kurangnya kompetensi dan pengetahuan pembudidaya dalam komposisi dan pembuatan pakan ikan secara mandiri serta adanya potensi bahan baku lokal yang melimpah menjadi permasalahan utama dalam penyusunan formula pakan alternatif.
Setelah sukses dalam mengatasi permasalahan kualitas air dan serangan penyakit dengan implementasi sistem budidaya akuaponik pada kegiatan Doktor Mengabdi (DM) tahun sebelumnya, pada tahun ini implementasi formulasi pakan berbasis potensi lokal sebagai alternatif pakan buatan pada budidaya ikan lele menjadi fokus selanjutnya untuk meningkatkan produksi ikan dari BUMDES serta kelompok pembudidaya ikan “Mina Agung Mandiri” di Desa Labruk Lor, Kabupaten Lumajang.
Pelaksanaan pengabdian masyarakat pada kegiatan DM pengembangan kemitraan tahun 2023 dengan tim yang diketuai oleh Dr. Asus Maizar Suryanto Hertika S.Pi., MP dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan serta beranggotakan Dr. Euis Elih Nurlaelih, SP, M.Si dari Fakultas Pertanian, Shofwan, S.E.,M.Si dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Renanda Baghaz Dzulhamdhani Surya Putra, S.Pi., MP., M.Sc dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pada kegiatan ini juga melibatkan Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang serta beberapa mahasiswa guna membantu lancarnya kegiatan tersebut.
Hasil secara keseluruhan kegiatan ini menunjukkan adanya banyak sumberdaya lokal yang tersedia diantaranya ampas tahu, bungkil jagung dan kedelai yang dapat dijadikan sebagai sumber protein selain tepung ikan dalam ransum pakan sehingga dapat menekan biaya produksi. Kemudian bahan yang juga dibutuhkan untuk membuat pakan buatan diantaranya tepung kedelai, tepung ikan, tepung jagung, dedak, vitamin, mineral, tepung tapioka dan beberapa bahan lain. Hasil formulasi pakan alternatif tersebut tersebut dalam setiap 100 gramnya memiliki nilai kandungan protein sebanyak 31,7%.
Sehingga jika dibandingkan harga pakan komersil, para pembudidaya dapat menghemat sebesar 40,3 % biaya produksi dengan perhitungan kualitas kadar protein pakan yang sama dengan pakan pabrikan atau komersil. Hal ini artinya margin keuntungan pembudidaya akan bertambah dengan penghematan biaya produksi dari penghematan pengeluaran pembelian pakan. Lebih lanjut kegiatan pengabdian ini memberikan penyuluhan tentang Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB), analisis usaha, pelatihan penyusunan formulasi pakan, serta Hibah alat berupa mesin pencetak pellet ikan sebanyak 3 unit.
Selanjutnya berdasarkan hasil uji laboratorium oleh mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini menunjukkan bahwasanya kualitas air dari kolam masing-masing mitra masih dalam keadaan optimal untuk pertumbuhan ikan lele. Kondisi ikan pada masing-masing mitra tidak menunjukkan adanya penyakit yang menyerang pertumbuhan dan perkembangan ikan yang dibudidaya. Kegiatan monitoring akan terus dilakukan oleh tim pengabdian dengan dibantu mahasiswa untuk memonitor sejauh mana implementasi teknologi ini dapat diterapkembangkan secara mandiri oleh kelompok pembudidaya ikan di Desa Labruk Lor.