KANAL24, Malang – Lead Financial Trainer QM Financial, Ligwina Hananto mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh investor pemula sebelum memanifestasikan uangnya untuk investasi di obligasi ataupun saham.
Pertama, Ligwina meminta agar para investor pemula tidak asal ikut-ikutan melakukan investasi yang sedang tren terutama di kalangan milenial. Keputusan berinvestasi yang didasarkan pada “ikut-ikutan” berisiko sangat besar menghasilkan kegagalan.
“Jangan hanya ikut-ikutan saja, bekali diri dengan pengetahuan yang cukup sebelum memutuskan investasi, terutama di saham karena risiko gagal sangat besar,” kata Ligwina, Minggu (12/6/2022)
Kedua, Ligwina berharap agar investor pemula tidak menjadi korban pom-pom investasi saham. Hal ini kerap terjadi karena diawali dengan sikap penasaran lantaran seseorang memberikan testimoni bahwa kinerja saham yang dibelinya mendatangkan cuan besar. Biasanya korban pom-pom saham adalah investor pemula yang tidak memiliki kecukupan pengetahuan kemudian asal ikut-ikutan bermain saham.
Ketiga, jangan menaruh uang untuk satu macam produk investasi dalam jumlah yang besar ketika pengetahuan dan karakter dari masing-masing produk tidak benar-benar dipahami. Dia mengibaratkan seseorang yang baru belajar berenang untuk tidak langsung bermain air di lautan yang dalam.
“Tidak ada salahnya memang mencoba, tapi jangan langsung mencoba berenang di lautan lepas kalau berenang saja belum bisa. Jadi mulailah berinvestasi dengan jumlah sedikit-sedikit nanti lama-lama jadi bukit,” lanjutnya.
Keempat, Ligwina menyarankan agar investor tidak memanfaatkan uang ” anget ” atau uang “panas” untuk melakukan investasi. Dana yang digunakan harus uang dengan status longgar atau uang ” adem “, sehingga investor pemula tidak akan terbebani dengan kekhawatiran yang berlebih.
“Jadi jangan asal investasi. Jangan gunakan uang kuliah, uang untuk hidup atau uang untuk bayar kos. Uang yang digunakan haruslah uang yang statusnya berlebih, misalnya sisa THR atau sisa bonus dari perusahaan setelah kebutuhan pokok kita terpenuhi,” sambung Ligwina.
Kelima, investor pemula wajib menentukan arah dan target investasi. Tanpa tujuan yang jelas maka pilihan investasi yang akan diambil biasanya tidak akan sesuai harapan. Misalnya investasi untuk hari tua, investasi untuk haji, investasi untuk pendidikan anak dan lainnya. Ketika sudah menentukan tujuan yang jelas maka hal itu akan menentukan seberapa lama investasi akan dilakukan.
“Jadi silahkan saja untuk mencoba tetapi jangan langsung banyak. Lebih baik sedikit-sedikit, yang penting tahu dan mengerti cara kerjanya. Kalau sudah paham baru boleh banyak, namun harus disesuaikan dengan tujuan investasinya itu untuk apa,” ujar Ligwina.
Keenam, investor juga wajib untuk mengetahui karakter dan profil risiko dirinya sendiri. Untuk mengetahuinya saat ini sudah tersedia di berbagai website kuisioner online untuk mengukur seberapa batas kemampuan setiap individu. Penting bagi investor melakukan penjajakan diri agar mengetahui kapasitas dan kapabilitas setiap individu sudah sejauh mana.
Ketujuh, Ligwina mendorong investor agar selalu belajar dan memperluas pengetahuannya untuk bekal lebih maju. Meskipun sudah menjadi investor kelas advance sekalipun, wajib baginya untuk terus belajar demi meningkatnya kualitas hidup. (sdk)