KANAL24, Jakarta – PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mengakui perekonomian global masih terlihat lesu sehingga sejumlah harga komoditas terutama batubara turun. Selain itu masih adanya persepsi turunnya angka perekonomian global akibat ketidakjelasan penyelesaian perang dagang antara China dan AS. Faktor global ini membuat kinerja sejumlah perusahaan batabara dan komoditas tambang lainnya mengalami penurunan penjualan dan marjin pertumbuhan.
Meski demikian, di IPCC justru terjadi peningkatan aktivitas bongkar muat alat berat meskipun hanya kecil. Tercatat jumlah kendaraan alat berat yang ditangani oleh IPCC pada Desember 2019 sebanyak 14.244 unit kendaraan atau naik tipis 9,12 persen secara tahunan (year on year / YOY) dibandingkan pencapaian di tahun sebelumnya sebanyak 13.053 unit. Angka pertumbuhan tersebut patut diapresiasi karena lebih baik dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang cenderung turun 26,82 persen YoY.
Investor Relation IPCC, Reza Priyambada, mengatakan dari jumlah tersebut, alat berat yang ditangani di lapangan internasional berjumlah 923 unit dan 13.321 unit di lapangan domestik. Secara YoY, unit alat berat yang ditangani di lapangan internasional mengalami penurunan 48 persen menjadi 923 unit dari 1.775 unit pencapaian di tahun sebelumnya. Meski demikian, angka tersebut lebih baik (naik 14,09 persen) dibandingkan di bulan November 2019 yang tercatat 809 unit.
“Adapun ekspor naik 36,59 persen menjadi 489 unit dari 358 unit di periode yang sama di tahun sebelumnya. Akan tetapi, impor tercatat turun 69,37 persen dari 1.417 unit di tahun sebelumnya menjadi hanya 434 unit,” ungkap Reza dalam keterangannya, Rabu (29/1/2020).
Dia menjelaskan bahwa penurunan impor tersebut disebabkan belum pulihnya terutama sektor pertambangan yang memiliki berbagai alat berat dengan dimensi atau ukuran jumbo. Selain itu juga sektor perkebunan hingga infrastruktur di dalam negeri yang berimbas pada permintaan alat-alat berat dalam negeri. Reza menambahkan aktivitas pertambangan maupun perkebunan global juga cenderung melemah seiring belum terapresiasinya harga-harga komoditas.
Sementara itu, dari lapangan domestik terlihat mulai adanya peningkatan aktivitas layanan bongkar muat alat berat yang meningkat 18,11 persen YoY dibandingkan periode yang sama di tahun lalu dari 11.278 unit menjadi 13.321 unit.
“Jumlah ini lebih tinggi 2,73 persen dibandingkan bulan November 2019 sebesar 12.967 unit,” sambungnya.
Sementara itu secara akumulasi sepanjang tahun 2019 bongkar muat alat berat mencapai 12.877 unit di terminal internasional. Jumlah ini turun 40,38 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 21.600 unit alat berat. Sementara itu untuk bongkar muat dan pengantaran hingga akhir Desember 2019 di lapangan domestik mencapai 194.291 unit alat berat. Jumlah ini naik 74,30 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebanyak 111.472 unit.
“Pencapaian tersebut dikontribusi oleh Lapangan Domestik Tanjung Priok, serta layanan pengantaran di Lapangan Panjang dan Lapangan Ex-Presiden,” pungkas Reza. (sdk)