Kanal24, Malang – The Shalimar Boutique Hotel menghadirkan nuansa nostalgia lewat gelaran Tong Tong Night Market ke-9 tahun 2025 yang resmi dibuka pada Kamis (24/07/2025) di Jl. Cerme No. 16, Malang. Bertajuk “Jalan-Jalan Jajan Sore,” acara ini tak hanya menghidupkan kembali kuliner dan hiburan tempo dulu, tetapi juga memperkuat posisi Malang sebagai destinasi pariwisata budaya yang berkembang secara berkelanjutan.
Mengawali pembukaan, Managing Director The Shalimar Boutique Hotel, Lily Jessica Tjokrosetio, menjelaskan bahwa tema tahun ini sengaja dipilih untuk mengajak masyarakat menikmati suasana sore sambil mencicipi beragam sajian tradisional dan menikmati hiburan klasik. “Kami ingin menciptakan pengalaman menyenangkan yang tak hanya membawa kenangan, tapi juga turut melestarikan budaya kuliner dan hiburan masa lalu. Ini bukan sekadar bazar, ini adalah panggung kebudayaan,” ungkapnya.
Baca juga:
Pameran NIA FOCUS UMM: Budaya dalam Bingkai Fotografi

Lebih dari sekadar sajian makanan dan minuman, Tong Tong Night Market 2025 juga menampilkan art and craft, pertunjukan musik, layar tancap, hingga area permainan tradisional seperti congklak dan karambol. Event ini juga menghadirkan tribute khusus bagi almarhum Sadikin Pat, pelukis sekaligus sahabat Shalimar yang wafat pada Desember lalu, sebagai bentuk penghargaan terhadap insan kreatif Malang.
Masuk Kalender Nasional, Diperkuat Dukungan Pemerintah
Keberhasilan Tong Tong Night Market yang telah memasuki tahun ke-9 mendapat sambutan hangat dari berbagai pemangku kebijakan. Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc., Ph.D., secara langsung membuka acara dan menyampaikan apresiasi. “Masuknya Tong Tong Night Market ke dalam Kharisma Event Nusantara 2025 adalah bukti bahwa pelestarian budaya lokal bisa diangkat ke panggung nasional bahkan internasional. Ini adalah bentuk kolaborasi hebat antara pemerintah dan pelaku industri,” katanya.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kota Malang, Baihaqi, S.Pd., S.E., M.Si., CGCAE., menyebut event ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat posisi Malang dalam peta pariwisata nasional. “Ini bukan hanya tentang nostalgia, tapi juga tentang dampak ekonomi kreatif. UMKM dari Malang Raya terlibat aktif, dan ini membuka peluang besar bagi promosi produk lokal,” ujarnya.
Dukungan Nasional dan Internasional
Agustin Peranginangin, Kepala Satuan Kerja Badan Otorita Borobudur yang mewakili Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengapresiasi kolaborasi lintas sektor dalam pelaksanaan event ini. Ia menekankan pentingnya promosi sejak dini untuk menjadikan Tong Tong Night Market sebagai agenda tahunan berskala internasional.
“Event ini menduplikasi semangat yang ada di Tong Tong Fair Belanda, namun dikembangkan dengan sentuhan lokal. Kami ingin agar wisatawan domestik maupun mancanegara menjadikan minggu keempat bulan Juli sebagai momentum rutin datang ke Malang,” ujar Agustin. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan selama event berlangsung. “Mari tunjukkan bahwa budaya kita juga mencakup kesadaran lingkungan.”

Pemerintah Kota Malang: Selaras dengan Visi Seribu Event
Wali Kota Malang Dr. Ir. H. Wahyu Hidayat, M.M. menyebutkan bahwa Tong Tong Night Market merupakan bagian dari visi “Seribu Event” yang diusung pemerintah kota untuk menggerakkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. “Kehadiran lebih dari 10.000 pengunjung selama lima hari ini bisa mengalahkan jumlah pengunjung car free day. Ini bukti nyata daya tarik event budaya bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menyoroti aspek pelestarian warisan budaya melalui kegiatan ini. “Event ini sangat mendukung misi kita untuk menjadikan Malang sebagai kota destinasi yang ramah budaya dan inovatif,” tambahnya.
Sementara itu, Drs. H. Sutiaji, Wali Kota Malang periode 2018–2023, turut memberikan apresiasi atas konsistensi penyelenggaraan event ini selama hampir satu dekade. “Melihat bagaimana event ini terus bertumbuh, saya yakin ini akan menjadi ikon kebudayaan tahunan bagi Kota Malang,” katanya.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Pelestarian dan Inovasi
Tong Tong Night Market 2025 juga menjadi wujud kolaborasi antara pelaku industri, pemerintah daerah, komunitas kreatif, dan perbankan. Sejumlah tamu VIP turut hadir memberikan dukungan, seperti perwakilan Bank Indonesia, OJK, BNI, Bank Mandiri, dan Forkopimda Jatim.
Lily Jessica menegaskan bahwa Tong Tong Night Market tidak hanya sekadar acara tahunan, melainkan bagian dari perjalanan personal sekaligus cita-cita kolektif untuk menyelamatkan budaya dari kepunahan. “Kerinduan kami akan makanan dan permainan masa kecil, kini kami wujudkan dalam event ini. Kami ingin semua orang merasakan kehangatan dan kebersamaan seperti dulu,” pungkasnya haru.

Baca juga:
Jelajah Sate di Malang: 5 Tempat Favorit Pecinta Kuliner
Penutup: Malang dan Masa Depan Budaya
Tong Tong Night Market 2025 tak hanya menjadi ruang nostalgia, tapi juga arena edukasi budaya dan penggerak ekonomi lokal. Dengan keberhasilannya masuk kalender nasional, dan mulai dilirik wisatawan mancanegara, event ini menjadi contoh bagaimana pelestarian tradisi bisa dikemas modern, inklusif, dan berdampak nyata.
Melalui semangat gotong royong dan inovasi, Malang menunjukkan bahwa masa lalu yang dirawat dengan baik bisa menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih cerah. Dan setiap sore selama lima hari ini, di antara harum jajanan jadul dan alunan musik lawas, kota ini kembali menghidupkan memori yang menghangatkan: tentang kebersamaan, budaya, dan harapan. (nid/tia)