Kanal24, Malang– Pernahkah Anda memasang alarm agar bangun pagi tepat waktu, namun tubuh justru terjaga beberapa menit duluan? Fenomena ini, meskipun terdengar sepele, sesungguhnya mengandung mekanisme kompleks di balik sistem tidur dan ritme biologis manusia.
Menurut Dr. Andrea Matsumura, dokter spesialis tidur dan juru bicara American Academy of Sleep Medicine, kebiasaan terbangun sebelum alarm bukanlah kebetulan semata. Ada sejumlah faktor medis dan psikologis yang menjelaskannya. Berikut penjelasannya:
Baca juga:
Takut Menonton Film Horor, Tapi Mengapa Kita Suka?
Ritme Sirkadian yang Teratur
Salah satu alasan utama seseorang bisa bangun sebelum alarm adalah “jam biologis” tubuh atau ritme sirkadian yang sudah terbentuk dengan baik. Jika Anda tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, tubuh secara otomatis menyesuaikan produksi hormon, suhu tubuh, dan aktivitas otak agar selaras dengan kebutuhan tersebut. Ritme ini dipengaruhi oleh cahaya dan kegelapan. Malam hari yang mulai gelap merangsang produksi melatonin yang membuat kita mengantuk, sedangkan cahaya pagi hari memberi sinyal agar tubuh bersiap tidur siang atau bangun. Bila pola tidur cukup konsisten, tubuh akan “memproyeksikan” waktu bangun meskipun alarm belum berbunyi.
Kecemasan dan Antisipasi
Alasan kedua adalah kecemasan atau antisipasi tentang apa yang harus dilakukan keesokan harinya. Misalnya, jika kita mempunyai rencana penting, presentasi, perjalanan pagi, atau pekerjaan yang mendesak, pikiran bisa memasuki mode siaga dalam tidur.Saat tubuh mengantisipasi bahwa waktu bangun lebih pagi dibutuhkan, hormon stres seperti kortisol bisa meningkat lebih awal, membuat seseorang terbangun lebih awal dari alarm. Gejala lainnya bisa berupa tidur yang tidak nyenyak, bangun-bangun di malam hari, atau tidur sambil “setengah sadar.”
Kemampuan Suggesti dan Visualisasi
Ketiga, Dr. Matsumura menjelaskan bahwa sugesti dan visualisasi dapat memainkan peran. Ada orang yang seakan “memprogram” pikiran mereka untuk bangun di jam tertentu. Mereka membayangkan sendiri bahwa mereka akan terbangun tepat jam itu — hal ini mirip teknik pada atlet yang membayangkan sukses untuk mencapai hasil nyata.Meski penelitian mendalam tentang cara melatih kemampuan ini masih terbatas, sugesti yang dipakai secara konsisten dan sesuai dengan ritme tubuh diyakini bisa menguat. Yang penting, biasanya orang yang mencoba trik ini tetap memasang alarm sebagai cadangan.
Dampak dan Tips Memperbaiki Pola Tidur
Meskipun bangun sebelum alarm kadang membuat puas karena kita merasa “diatur” oleh tubuh sendiri, jika terus-menerus terjadi dan disertai tidur yang tidak nyenyak atau stres, hal ini bisa mengganggu kualitas tidur dan kesehatan mental.
Beberapa langkah yang bisa dicoba untuk memperbaiki pola tidur:
- Tidur dan bangunlah di waktu yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan.
- Kurangi penggunaan gadget atau paparan cahaya biru sebelum tidur agar produksi melatonin tidak terganggu.
- Relaksasi sebelum tidur—misalnya teknik pernapasan, meditasi ringan—untuk menurunkan kecemasan.
- Bila perlu, visualisasi waktu bangun yang diinginkan sambil tidur — dan tetap gunakan alarm sebagai pengaman.
Kesimpulan
Bangun sebelum alarm bukanlah pertanda mistis atau kemampuan supranatural, melainkan hasil dari sinergi ritme biologis, stres/antusiasme tentang keesokan hari, dan kekuatan sugesti visual yang kita miliki. Bila Anda mengalami ini sesekali, mungkin tubuh Anda tengah dalam kondisi sinkron dengan kebutuhan tidur. Tetapi bila keadaan ini menyebabkan tidur terganggu atau stres meningkat, ada baiknya mengevaluasi kebiasaan tidur dan mungkin berdiskusi dengan profesional kesehatan tidur.(snd)