Kanal24, Malang – Di tengah tantangan akses pendidikan yang merata dan kebutuhan mendesak untuk membangun generasi yang mandiri dan peduli, program Tuju Cita hadir sebagai inisiatif yang menawarkan harapan. Dilaksanakan di LPAN Griya Baca Malang, program ini lahir dari keyakinan bahwa setiap anak memiliki potensi besar untuk berkembang jika diberikan peluang yang tepat.
Berkolaborasi dengan volunteer dan didukung oleh Rumah Amal Salman, Tuju Cita yang digelar 27 Oktober hingga 17 November 2024 lalu ini, bertujuan untuk menjawab dua tantangan utama: kurangnya akses pendidikan berkualitas dan kebutuhan akan pembentukan karakter sejak dini. Program ini tidak hanya mengajarkan keterampilan dasar, tetapi juga memperkenalkan konsep kemandirian, kepedulian sosial, dan kecintaan terhadap lingkungan.
Tim penyelenggara Tuju Cita terdiri dari para aktivis muda berbakat yang berasal dari berbagai universitas ternama, seperti Randy Novian Ramadhan dan Ika Saputri Ningsih dari Universitas Brawijaya (UB), Kitman Arianto dari Universitas Indonesia (UI), Zuhdi Ardi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), serta beberapa relawan lainnya yang datang dari berbagai perguruan tinggi, termasuk Universitas Sumatera Utara (USU).
Program Tuju Cita dirancang dengan pendekatan yang menarik dan menyenangkan, memberikan pembelajaran yang tidak hanya mencakup keterampilan akademik tetapi juga keterampilan hidup. Anak-anak yang terlibat dalam program ini mendapatkan pengajaran bahasa Inggris dengan mempelajari kosakata sehari-hari, cara memperkenalkan diri, dan bernyanyi. Selain itu, mereka juga diberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri melalui puisi dan belajar menulis.
Selain aspek akademik, program ini juga memperkenalkan keterampilan seni dan kewirausahaan, salah satunya melalui kegiatan meronce. Anak-anak diajak untuk berkreasi, mengasah keterampilan motorik halus mereka, sekaligus memahami nilai pentingnya kemandirian melalui kreativitas. Salah satu kegiatan penting yang juga diajarkan adalah pelestarian lingkungan, di mana anak-anak diberikan kesempatan untuk menanam tanaman hias. Ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kelestarian alam sejak usia dini.
Randy Novian Ramadhan, salah satu penyelenggara dari Universitas Brawijaya dalam keterangannya (4/12/2024), mengungkapkan, “Program ini tidak hanya memberikan pendidikan, tetapi juga menanamkan nilai kemandirian dan kepedulian lingkungan kepada anak-anak. Kami ingin anak-anak ini memiliki keterampilan yang bisa bermanfaat untuk masa depan mereka.”
Tuju Cita dilaksanakan dalam empat sesi pembelajaran yang menyenangkan dan penuh interaksi, memadukan antara pengembangan keterampilan akademik, kreativitas seni, dan kewirausahaan. Program ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, yang berfokus pada pendidikan berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan.
Melalui inisiatif seperti Tuju Cita, para penyelenggara berharap dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, khususnya untuk anak-anak yang membutuhkan pendidikan lebih. Dengan langkah kecil ini, diharapkan dapat terwujud generasi yang lebih cerdas, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan. Program ini juga menjadi contoh nyata bahwa pendidikan adalah kunci utama dalam menciptakan perubahan besar untuk masa depan yang lebih baik. (nid/ika)